Liputan6.com, Amman - Raja Yordania, Abdullah II, menangkap Pangeran Hamzah yang merupakan adik tirinya. Alasannya adalah faktor stabilitas. Liga Arab dan Amerika Serikat kompak mendukung.
"Sekretaris Jenderal Liga Arab mengekspresikan solidaritas penuh kepada tindakan-tindakan yang diambil kepemimpinan Yordania untuk memelihara keamanan kerajaan dan memelihara stabilitas," ujar pihak Liga Arab, seperti dikutip Arab News, Minggu (4/4/2021).
Advertisement
Kerajaan Arab Saudi juga memberikan dukungan.
"Kerajaan (Saudi) memberikan dukungan penuh, dengan semua kapabilitasnya, kepada semua keputusan dan tindakan yang diambil Raja Abdullah dan Yang Mulia Pangeran Al Hussein bin Abdullah II, sang Putra Mahkota, untuk memelihara keamanan dan stabilitas," ujar pernyataan resmi Kerajaan Arab Saudi.
Pernyataan dukungan pun diberikan oleh Bahrain, Qatar, Mesir, Lebanon, Kuwait, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, pemerintahan internasional Yaman, hingga Palestina.
"Kami mendukung keputusan yang diambil Raja Abdullah II untuk menjaga keamanan dan memastikan stabilitas dan persatuan Yordania," tulis kantor berita WAFA yang mengutip Presiden Mahmoud Abbas.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Adik Tiri Raja Yordania
Pangeran Hamzah berkata ia ditangkap dikenakan tahanan rumah akibat mengkritik pemerintah Yordania, serta korupsi yang terjadi.
Sosok lain yang ditahan adalah Bassem Awadallah, mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania, dan warga bernama Hasan bin Zaid.
Pangeran Hamzah adalah anak sulung dari istri keempat Raja Hussein. Ia terpilih menjadi putra mahkota Yordania pada 1999, kemudian dibatalkan Raja Abdullah II.
Ia kini sedang berada dalam tahanan rumah dan tidak boleh berkomunikasi dan bertemu siapapun, kecuali anggota keluarga.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, berkata AS memantau kondisi di Yordania. Ia juga menyebut Raja Abdullah memiliki dukungan penuh dari AS.
"Raja Abdullah adalah mitra kunci dari Amerika Serikat, dan dia memiliki dukungan penuh kami," ujarnya.
Advertisement