Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham LQ45 merosot pada awal 2021. Mengutip data RTI, indeks saham LQ45 turun 3,42 persen dari posisi 934 pada 30 Desember 2020 menjadi 902 pada 31 Maret 2021.
Berisi 45 emiten dengan kapitalisasi pasar besar dan paling likuid di pasar, indeks saham LQ45 biasa menjadi acuan para manajer investasi. Selain itu, fundamental perusahaan dan prospek emiten yang positif membuat indeks ini menarik menjadi pilihan.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menerangkan, penurunan ini merupakan dampak dari harga saham dalam indeks LQ45 yang terkoreksi. "Mayoritas memang menurun dalam lima tahun terakhir,” kata dia kepada Liputan.com, Minggu, (4/4/2021).
Baca Juga
Advertisement
William menuturkan, faktor penyebab merosotnya kinerja saham dalam indeks saham LQ45 cukup beragam. Salah satunya yakni karena laporan keuangan terakhir yang masih mencatatkan penurunan.
Di sisi lain, juga ada sentimen negatif cukai rokok (HMSP, GGRM), dan aksi ambil untung sejak penguatan tahun lalu. Kendati begitu, William melihat prospek perbaikan indeks saham LQ45 pada kuartal II-2020.
"Prospek di kuartal II bisa membaik, karena jenuh jual juga. Namun, menurut saya diperlukan faktor lain yang lebih nyata seperti laporan keuangan yang labanya harus bisa bertumbuh (recovery) untuk bisa menguat kembali saham-sahamnya,” ujar William.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan yang dapat dicermati William memilih saham antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT. Astra International Tbk (ASII).
Advertisement