Bupati Buton Selatan La Ode Arusani Ikut Jadi Korban Speedboat Tenggelam?

Beredar informasi, Bupati Buton Selatan La Ode Arusani ikut menjadi korban usai speed terbalik di perairan Kecamatan Lapandewa.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 05 Apr 2021, 10:00 WIB
Bupati Buton Selatan, La Ode Arusani saat membuka acara festival wisata Pantai Lakadao, Minggu (4/4/2021).(Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Kendari - Beredar informasi, speedboat yang ditumpangi Bupati Buton Selatan La Ode Arusani, terbalik di Perairan Kecamatan Lapandewa, Kecamatan Buton Selatan, Minggu (4/4/2021). Kapal yang ditumpangi bupati bersama rombongan, kabarnya terbalik usai dihantam ombak setinggi dua meter sekitar pukul 17.00 Wita.

Awalnya, informasi beredar di media sosial soal ombak tinggi yang menyebabkan kapal terbalik. Kemudian, menyebar hingga ke grup Whatsapp hingga sejumlah media online ikut memberitakan.

Isu yang beredar, Bupati Buton Selatan menumpangi speed milik Pemda Busel bermuatan 8 orang. Saat diperjalanan menuju Pasarwajo menuju jalur Kecamatan Lapandewa, kapal yang mereka tumpangi terbalik dan dua orang penumpang tewas.

Saat dikonfirmasi via telepon seluler, Kepala BPBD Buton selatan, Zamaluddin menyatakan, belum mengetahui kebenaran informasi soal kapal yang ditumpangi bupati terbalik. Namun, dia memastikan bupati selamat dan bukan termasuk dalam rombongan kapal terbalik.

"Bupati Buton Selatan selamat. Dia naik mobil dari Kecamatan Wabula dan pulag kembali ke Pasarwajo," ujar Zamaluddin.

saksikan juga video pilihan berikut ini:


Klarifikasi Kominfo Buton Selatan

Kabid Informasi dan Publikasi Kominfo Buton Selatan, Suharjono mengklarifikasi, informasi soal kapal bupati Buton Selatan terbalik, tidak benar. Kapal yang terbalik dan menyebabkan dua korban jiwa, menurutnya merupakan kapal lain yang terpisah dari rombongan Bupati.

Dia mengungkapkan, awalnya Bupati hendak pulang dari acara festival ke ibukota kabupaten melalui Kecamatan Lapandewa. Jalur ini, merupakan jalur awal kedatangan Bupati pada Minggu (4/4/2021) pagi.

Dia melanjutkan, Bupati saat pulang dari pantai Lakadao melewati jalur perairan Kecamatan Lapandewa sekitar pukul 15.00 Wita. Saat sudah akan pulang, kondisi gelombang laut tidak bersabahat.

Kemudian, Bupati tidak melewati jalur itu. Bupati bersama rombongan memutuskan memutar arah menuju jalur Desa Wabula, Kecamatan Pasarwajo. Selanjutnya, bupati tiba Di Wabula, sekitar pukul 17.30 Wita.

"Kami jalan bersama Bupati namun beda kapal. Alhamdulillah, kami kapal besar dan bisa tembus ke Kecamatan Lapandewa. Pak Bupati, naik speed ke Wabula. Speed kecil muatan 8 orang," ujar Suharjono.

Dia memastikan, Bupati Buton Selatan La Ode Arusani, dalam kondisi sehat-sehat saja. Meskipun, sudah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan.

"Kami sampai tidak berani kasi keluar handphone di kapal karena ombak tinggi dan kapal goyang sekali," katanya.


Kronologi 2 Korban Meninggal

Suharjono menjelaskan, dua korban meninggal, merupakan rombongan lain yang sama-sama menghadiri di acara festival dengan Bupati Buton Selatan. Mereka, berasal dari Kecamatan Lapandewa. Keduanya yakni, seorang ibu rumah tangga berinisial Wa NY (37) perempuan dan La AF umur (5) bocah laki-laki.

Kapal yang ditumpangi korban, tenggelam di Tanjung Laboke, Desa Burangasi. Kalal tenggelam, saat hendak pulang dari lokasi acara. menuju kampung mereka, Desa Lande.

Kapal yang ditumpangi korban, diketahui bernama Alfatar, bermuatan 14 orang. Namun, kapal berukuran 1GT itu, muatannya seharusnya 5 orang penumpang saja.

Saat itu, kapal korban yang terbalik dihantam ombak, memaksa menembus jalur perairan Lapandewa yang sedang bergelombang tinggi. Padahal, saat itu ombak mencapai 2 meter lebih.

Menurut Suharjono, selesai acara gunting pita dua korban dan bersama belasan lainnya, rombongan pulang menggunakan satu kapal. Sedangkan, rombongan bupati, saat itu masih menetap di Pantai Lakadao karena ombak kencang dan menunda kepulangan.

"Pada saat masyarakat rencana balik, pak Bupati sampaikan lewat pengeras suara, jangan dulu ada yang balik ombak masih besar, sampai mulai reda baru kalian balik," jelasnya.

Namun, sejumlah warga tak menghiraukan imbauan bupati. Mereka memilih balik kembali ke kampung halaman dengan menggunakan perahu bermesin tempel.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya