Tidak Terkait Kandungan Vaksin, Tegang Sebelum Divaksin COVID-19 Bisa Timbulkan KIPI

Suasana cemas, deg-degan, dan tegang sebelum suntik vaksin COVID-19 bisa menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Apr 2021, 15:00 WIB
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada atlet di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (26/2/2021). Pemerintah memulai vaksinasi COVID-19 tahap pertama untuk para atlet. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Suasana tegang sebelum penyuntikkan vaksin COVID-19 ternyata bisa menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Gejala KIPI yang dialami dapat berupa demam, mual, dan pusing.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menerangkan, timbulnya KIPI bukan semata-mata dipengaruhi kandungan vaksin COVID-19 setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Suasana di lokasi vaksinasi atau kegiatan yang dilakukan sebelum divaksin bisa berujung munculnya KIPI.

"Jadi, yang namanya KIPI itu ada yang tidak terkait dengan kandungan vaksinnya, yakni antigen. Suasana sebelum divaksin yang tegang, khawatir, dan cemas itu bisa menimbukan KIPI," terang Hindra saat temu media virtual pada Minggu, 4 April 2021.

"Bisa juga pas sebelum berangkat (ke lokasi vaksinasi) baca berita vaksin yang menggemparkan, datang buat divaksin, lalu ngantre nunggu lama. Terus ada yang teriak-teriak (disuntik), misalnya. Nah, itu cukup menimbulkan suasana menegangkan."

Menurut Hindri, suasana saat divaksin harus tenang. Kondisi ini agar sistem imun dalam keadaan baik dan siap menerima vaksin.

"Vaksinasi itu harus dengan suasana khidmat dan tenang. Jadi, sistem imun pun dalam keadaan optimum untuk memberikan respons terhadap vaksin COVID-19," ucapnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Respons Vaksin COVID-19, Pengenalan kepada Tubuh

Tenaga kesehatan memeriksa tensi darah sebelum disuntik vaksin Coronavac di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Vaksinasi kepada 2.630 tenaga kesehatan menjadi prioritas karena bersinggungan langsung dengan pasien. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Proses vaksinasi COVID-19, lanjut Hindra Irawan Satari, memberikan respons terhadap tubuh. Tubuh berupaya 'mengenali' lalu merespons kehadiran zat-zat dalam vaksin.

"Sebetulnya vaksinasi merupakan proses pengenalan kepada tubuh. Dikenalin dulu gitu, biar tubuh ingat. Jadi, kalau ketemu lagi ya ingat lagi," lanjutnya.

"Tapi memang bisa saja kadang ingat kadang enggak. Persoalan ini menjawab, kenapa habis orang divaksin pertama bisa terkena COVID-19. Karena suntik pertama baru perkenalan aja. Pengenalan tubuh yang dibentuk belum optimum."

Selain itu, cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang belum menyasar seluruh target masih bisa membuat seseorang yang sudah divaksin menularkan dan tertular COVID-19. Walau begitu, bila tertular, dampak yang terjadi tidak fatal.

"Cakupan vaksinasi kita kan belum banyak. Intinya, yang membawa virus Corona di sekitar kita juga banyak. Jadi, kalau habis divaksin, mau suntik pertama atau kedua bisa saja terkena COVID-19. Namun, biasanya itu tidak berakibat fatal," jelas Hindra.


Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya