Cuaca Ekstrem, Relawan Kesulitan Menuju Lokasi Banjir Bandang di Pulau Adonara

Hingga saat ini, belum ada penyeberangan kapal motor ke lokasi banjir bandang di Pulau Adonara.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 05 Apr 2021, 14:25 WIB
Suasana di Pelabuhan Larantuka, penumpang dan relawan yang akan berangkat ke lokasi bencana tertahan di pelabuhan Larantuka. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Flores Timur - Akibat cuaca ekstrem, kapal penyeberangan dari dan ke Pelabuhan Larantuka, NTT, belum diizinkan berlayar. Hanya saja, siang ini, sudah ada kapal yang berlayar untuk jarak dekat, meski belum menyentuh lokasi banjir bandang.

Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Flores, Timur Nusa Tenggara Timur (NTT), 4 hari belakangan membuat semua pelayaran dihentikan sementara. Hal ini dilakukan, karena kondisi gelombang yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, hingga saat ini, belum ada penyeberangan kapal motor ke lokasi banjir bandang di Pulau Adonara.

Relawan dan petugas yang akan membantu di lokasi bencana banjir bandang, terpaksa menumpang kapal menuju pelabuhan terdekat, lalu melakukan perjalanan darat menuju lokasi bencana, yang memakan waktu 2 jam.

 

Kapal motor tetap berlabu di pelabugan Larantuka. (Liputan6.com/Dionisius Wilibardus)

Simak video pilihan berikut ini:


Cuaca Buruk

Roy R.G, warga Adonara ditemui Liputan6.com, Senin (5/4/2021) di Pelabuhan Larantuka mengatakan belum ada informasi resmi terkait dibukanya pelayaran dari dan menuju pelabuhan Larantuka.

"Hal ini cukup menghambat pergerakan tim yang akan membantu di lokasi bencana,"ungkapnya.

Ia juga mengatakan saat ini penyeberangan menggunakan kapal motor ke dua pulau di Kabupaten Flores Timur seperti Pulau Adonara dan Solor dan ke Kabupaten Lembata dihentikan oleh pemerintah disebabkan faktor cuaca buruk.

"Saat ini kapal hanya bisa berlayar menuju Pelabuhan Tobilota, sedangkan di pelabuhan Waiwerang menuju lokasi bencana ditutup," sebutnya.

Dia mengatakan para relawan yang ingin membantu korban bencana banjir bandang menggunakan kapal motor harus berjibaku. Hal ini mengingat, selain menggunakan perahu motor, mereka juga harus menempuh jalur darat yang cukup panjang.

"Iya kalau kita turun di Pelabuhan Tobilota ke lokasi bencana banjir bandang sangat jauh, dan saat ini jalur yang akan ditempuh menuju lokasi bencana, banyak jalan yang putus akibat longsor dan banjir bandang," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan sudah 3 hari ini kapal motor belum bisa jalan sebab masih dilarang berlayar oleh pemerintah dalam hal ini otoritas pelabuhan terkait faktor cuaca buruk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya