Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara acara serah terima WNI/ABK yang berhasil diselamatkan dalam penyanderaan kelompok Abu Sayyaf Group (ASG) pada Senin (5/4), Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menekankan pentingnya memperkuat aspek pencegahan, juga meningkatkan pengamanan untuk kedepannya.
"Meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh Otoritas Malaysia dan dengan tentunya kerjasama dari kita dan juga dari Otoritas Filipina mutlak diperlukan," kata Menlu Retno, dalam sambutan acara serah terima WNI sandera Abu Sayyaf yang digelar secara daring pada Senin (5/4).
Advertisement
Menlu Retno melanjutkan, "Selain itu, kehati-hatian nelayan kita yang bekerja di kapal ikan Malaysia juga penting untuk terus ditingkatkan. Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada pemilik kapal di Malaysia".
"Dan tentunya pengembangan ekonomi di daerah asal juga penting untuk terus dikembangkan," tambahnya.
Menlu Retno membeberkan, sejak tahun 2016 hingga saat ini, tercatat ada 44 WNI yang menjadi korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf.
Dengan berhasilnya pembebasan ini, maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Menlu RI Retno Marsudi Sampaikan Apresiasi
Acara serah terima WNI/ABK yang berhasil diselamatkan dalam penyanderaan kelompok Abu Sayyaf digelar oleh Kemlu RI, dan dihadiri oleh Kepala BAIS TNI, Wakil dari BIN, dan Wakil dari Pemda Wakatobi.
"Saya atas nama Pemerintah Indonesia menyerahterimakan empat saudara kita, yaitu Bapak Arsyad, Bapak Arizal, Bapak Riswanto, dan Bapak Kairudin, kepada keluarga," kata Menlu Retno, dalam sambutannya.
Keempat WNI tersebut, telah menjadi korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari, atau lebih dari 1 tahun 3 bulan.
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembebasan, khususnya kontribusi dari TNI dan BIN.
Menlu Retno juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Filipina, "yaitu melalui Western Mindanao Command (Westmincom) yang telah membantu bekerja sama dalam pembebasan sandera ini".
Advertisement