Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, menekankan Indonesia harus punya 5 faktor utama untuk bisa menerapkan era transformasi industri 4.0.
Rizal mengatakan, faktor pertama yang perlu dimiliki yakni adanya aspirasi maupun arahan (direction) yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut.
Advertisement
Pemerintah disebutnya telah menyasar hal itu, salah satunya dengan menetapkan 7 sektor industri pada fokus program prioritas making Indonesia 4.0. Antara lain sektor industri makanan/minuman, tekstil/busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, dan alat kesehatan.
"Perlu ada clear, actionable, targeted, dan impact full objective, dan pemerintah Indonesia telah memiliki roadmap yang 7 industri, dan ada 10 prioritas nasional. Itu sudah jelas Indonesia punya itu," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB) virtual, Senin (5/4/2021).
Kedua, Rizal melanjutkan, perlu ada sektor prioritas dan juga teknologi utama yang harus dikembangkan. Dia mengambil contoh Jerman, yang telah fokus pada internet of things dan juga cyber physical system.
"China juga mengembangkan kepada seluruh sektor. Indonesia sudah tadi ada 7 prioritas industri yang akan dikembangkan ke dalam industri 4.0. Jadi itu sudah kita penuhi," sambungnya.
Faktor ketiga, ia meneruskan, bahwa perlu adanya sumber pembiayaan. Menurut dia, harus ada modal pada saat replacement dari pergantian zaman, seperti pada era industri 2.0 ke industri 3.0 dan ke industri 4.0, maupun seterusnya.
"Diperlukan investasi replacement sekitar 40 sampai 50 persen dari pembiayaan. Keduanya adalah pembiayaan untuk research and development. Ini sangat diperlukan untuk keberhasilan dari pada industri 4.0, peranan riset and development," terangnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Swasta Terlibat
Berikutnya, Rizal juga menekankan keberhasilan industri 4.0 merupakan agenda nasional, bukan hanya milik pemerintah, tapi juga pihak swasta dan seluruh stakeholder.
Terakhir, ia juga menyoroti kesiapan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk masuk ke era industri 4.0. Termasuk yang memiliki low skill labour atau tenaga kerja dengan kemampuan rendah.
"Ini perlu kita siapkan program reskilling upskilling dan termasuk tadi shifting. Jadi ini perlu dilakukan oleh pemerintah, dan dengan 5 hal tadi yang dilakukan saya optimis Indonesia akan terus mampu melaksanakan peta jalan industri 4.0," imbuhnya.
Advertisement