Bisakah Posisi Seks Tentukan Jenis Kelamin Bayi?

Dalam dunia medis diketahui bahwa sperma membawa kromosom X dan Y, sementara sel telur hanya membawa kromoson Y (menghasilkan anak perempuan).

oleh stella maris diperbarui 06 Apr 2021, 01:50 WIB
Berlama-lama di ranjang akan membuat hubungan bercinta semakin memanas dan erat sepanjang masa, simak posisi berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Bagi mereka yang sudah memiliki keturunan anak perempuan, pasti ada yang mengidamkan bayi laki-laki dan sebaliknya. Alhasil muncul pertanyaan, apakah ada posisi bercinta khusus yang dapat meningkatkan peluang untuk memiliki jenis kelamin tertentu?

Ya, ini adalah pertanyaan yang kerap terlintas dipikiran mereka yang menginginkan jenis kelamin tertentu dari sebuah kehamilan. Namun ternyata, sebenarnya nggak ada posisi bercinta yang dapat memengaruhi jenis kelamin bayi.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Program Pemilihan Jenis Kelamin dari Fertility Institutes di Los Angeles, Jeffrey Steinberg, MD seperti dikutip laman Parents.

Terlepas dari nasehat agar mengonsumsi daging dan makanan asin, bercinta dengan posisi berdiri untuk mendapatkan anak laki-laki atau berhubungan intim dengan posisi misionaris untuk meningkatkan peluang anak perempuan, Steinberg menegaskan bahwa cara tersebut nggak bisa dibuktikan secara ilmiah.

"Tidak ada satu pun yang direstui oleh sains," ujar Steinberg.

Namun Steinberg menjelaskan pada 1960an, pelopor Invitro-fertilization (IVF) Dr. Landrum Shettles membuat penelitian tentang karakteristik sperma yang membawa kromoson X dan Y.

Dalam dunia medis diketahui bahwa sperma membawa kromosom X dan Y, sementara sel telur hanya membawa kromoson Y (menghasilkan anak perempuan). Namun dari hasil penelitian itu diketahui peluang untuk mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan.

Dengan menggunakan metode Shettles, pasangan dianjurkan untuk berhubungan seksual berdasarkan ovulasi atau masa subur.

Jadi misalnya, jika ingin memiliki anak perempuan, disarankan untuk berhubungan seksual dua sampai tiga hari sebelum ovulasi. Sementara jika mengidamkan anak laki-laki, disarankan berhubungan seksual sedekat mungkin dengan masa ovulasi.

Hasil penelitian itu bukan tanpa alasan, dalam penelitian Dr. Landrum Shettles diketahui bahwa sperma pembawa kromosom X bentuknya jauh lebih lambat dari pergerakkannya. Sementara sperma pembawa kromosom Y bentuknya lebih ringan, sehingga bisa berlari lebih cepat.

Masih berdasarkan penelitian Shettles, lanjut Steinberg, berhubungan seks mendekati ovulasi, menguntungkan sperma yang membawa kromosom Y (untuk menghasilan anak laki-laki). Itu karena kondisi cairan vagina dan serviks wanita berada dalam kondisi paling basa. Dengan kata lain, sperma Y tumbuh subur dan baik kerjanya di lingkungan basa.

Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine melaporkan bahwa nggak ada hubungan antara waktu berhubungan badan dan jenis kelamin bayi.

"Tidak banyak yang dapat Anda lakukan di rumah untuk memilih jenis kelamin bayi," ujar Steinberg menyimpulkan.

Nah dari penjelasan itu diketahui bahwa posisi seks nggak bisa menentukan jenis kelamin bayi tertentu. Hal yang dapat dilakukan bagi yang ingin memiliki keturunan adalah menjaga kesehatan dengan cara pola hidup sehat, berolahraga.

Dan wanita juga harus tahu bahwa sel telur memiliki jumlah yang terbatas. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel telur dapat berkurang. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan sel telur, pilihlah suplemen untuk meningkatkan kualitas sel telur yang mengandung Folic Acid atau Asam Folat.

Dengan rutin mengonsumsi suplemen ini satu kali sehari, artinya kamu membantu menyediakan zat gizi pada sel telur, ketika dilepaskan. Nggak cuma itu saja, suplemen juga membantu menyediakan antioksidan yang berguna untuk kehamilan sehat.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya