Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawasi perkembangan pola transaksi saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA). Hal ini seiring telah terjadi penurunan harga saham yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Selasa (6/4/2021), pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal.
Advertisement
"Informasi terakhir mengenai perusahaan tercatat adalah pada 1 April 2021 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia terkait laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbukan, penyampaian bukti iklan pemberitahuan RUPS dan pengumuman RUPS,” demikian mengutip keterbukaan informasi BEI yang diteken Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.
Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham MAYA itu, BEI sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk:
-Memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa
-Mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya
-Mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS
-Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham Bank Mayapada
Pada penutupan perdagangan saham, 5 April 2021, saham MAYA melemah 6,61 persen ke posisi Rp 2.260 per saham. Saham MAYA sempat berada di level tertinggi Rp 2.490 dan terendah Rp 2.260 per saham. Nilai transaksi Rp 8,9 miliar dengan frekuensi perdagangan saham 1.351 kali.
Mengutip data RTI, pada periode 29 Maret-1 April 2021, saham MAYA melemah 24,84 persen ke posisi Rp 2.420 per saham. Saham MAYA berada di level teritnggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.420 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 557 kali dengan nilai transaksi Rp 2 miliar.
Selama Maret 2021, saham MAYA sudah susut 63,38 persen dengan total frekuensi perdagangan 5.822 kali dengan nilai transaksi Rp 26,4 miliar.
Advertisement