Inggris Akan Longgarkan Lockdown pada 12 April, Buka Kembali Restoran dan Pertokoan

Inggris akan buka kembali restoran, pertokoan, dan fasilitas umum lainnya dalam pelonggaran lockdown pada 12 April medatang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Apr 2021, 09:14 WIB
Seorang pria berjalan keluar dari stasiun kereta bawah tanah pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, London - Pub dan restoran di Inggris akan dibuka kembali sesuai rencana pada 12 April mendatang, termasuk pertokoan, pusat kebugaran, dan salon dengan dilonggarkannya lockdown di negara itu. 

Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. namun, ia tetap mendesak warga agar tetap waspadai risiko COVID-19.

"Kita tidak bisa berpuas diri," kata PM Johnson, seperti dilansir BBC News, Selasa (6/4/2021).

Para pejabat Inggris kini sedang memeriksa peran potensial dari sertifikat status COVID-19, kata PM Johnson dalam sebuah briefing di Downing Street.

Uji coba sistem sertifikat itu, akan berlangsung dari pertengahan April 2021, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan upaya vaksinasi.

Saat berbicara di Downing Street, PM Johnson juga mengatakan bahwa pemerintah Inggris "berharap" perjalanan internasional dapat dilanjutkan pada tahap pelonggaran lockdown berikutnya pada 17 Mei.

Tetapi, ia juga memperingatkan terhadap efek gelombang infeksi Virus Corona di negara-negara lain di dunia.

Dia mengatakan pemerintah akan menetapkan "jauh sebelum 17 Mei apa yang masuk akal" dan bertujuan untuk memberikan industri penerbangan "pemberitahuan sebanyak mungkin".

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:


Peran Penting Sertifikat Status COVID-19

Pembeli berjalan kaki membawa tas belanjaan di Leicester Square setelah pelonggaran pembatasan virus corona COVID-19 menyusul berakhirnya kebijakan penguncian nasional atau lockdown kedua di Inggris, di London, Sabtu (5/12/2020). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Tentang sertifikat status COVID-19, edaran dari pemerintah Inggris mengatakan bahwa hal itu memiliki peran penting baik di dalam negeri maupun internasional dan "kemungkinan akan menjadi pedoman kehidupan sehari-hari selama pandemi.

Skema sertifikasi adalah untuk mencatat apakah seseorang telah divaksinasi, dites negatif, atau memiliki kekebalan alami dari COVID-19.

NHS sedang mengerjakan akses digital dan non-digital bagi warga untuk menunjukkan status COVID-19 mereka, menurut laporan surat kabar Inggris.

Di sisi lain, lebih dari 40 anggota parlemen Konservatif telah menandatangani surat lintas partai yang menentang penggunaan paspor vaksin COVID-19 untuk akses ke pekerjaan atau layanan, dengan kritik menyebut langkah itu sebagai hal yang "diskriminatif".

Koresponden politik BBC, Iain Watson menyebutkan bahwa paspor vaksin telah berhasil "mencapai prestasi politik yang luar biasa dengan menyatukan mantan pemimpin Partai Buruh dan mantan pemimpin Konservati lawan mereka".

Sementara itu, PM Johnson menekankan bahwa sertifikasi COVID-19 tidak akan diperkenalkan baik saat lockdown dilonggarkan pada 12 April atau untuk perubahan lebih lanjut yang direncanakan dari 17 Mei - yang akan membuat pub dan restoran melayani pelanggan di dalam ruangan.

Namun, dia mengatakan bahwa semua negara sedang mempertimbangkan status vaksinasi COVID-19 untuk perjalanan internasional,

"Saya pikir itu akan menjadi bagian dari cara orang menghadapinya dan kita perlu mempertimbangkannya," jelas PM Johnson.


Infografis 5 Tips Cegah COVID-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain

Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya