Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kenaikan jumlah vaksinasi COVID-19 akan diperlambat. Hal ini terkait dengan terpengaruhnya pasokan vaksin akibat lonjakan kasus aktif COVID-19 di beberapa negara.
Lonjakan kasus sendiri terjadi di beberapa negara Eropa, serta Asia seperti India, Filipina, Papua Nugini, serta beberapa negara Amerika Selatan seperti Brasil.
Advertisement
Hal ini membuat negara-negara produsen vaksin COVID-19 mengarahkan agar produksi vaksin tidak boleh diekspor dan hanya dapat dipakai di negaranya masing-masing.
Kondisi ini berimbas pada ketersediaan vaksin dunia termasuk di Indonesia. Budi Gunadi mengatakan bahwa seharusnya, 30 juta dosis vaksin bisa tersedia di Tanah Air pada Maret dan April. Namun, ia mengungkapkan hanya ada 20 juta dosis pada periode tersebut.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Sehat Negeriku pada Selasa (6/4/2021), Menkes pun mengatakan bahwa laju pelaksanaan vaksinasi akan diatur.
"Kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya. Karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya," kata Budi Gunadi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Arahkan Vaksinasi pada Lansia
Budi menambahkan, terkait dengan keterbatasan suplai vaksin, prioritas penerima vaksinasi harus diperjelas dan diatur berdasarkan risiko terpapar.
Menurut Kementerian Kesehatan, dari 1,5 juta yang terinfeksi virus corona, 10 persen di antaranya adalah lansia di atas 60 tahun. Namun dari angka kematian, 50 persennya di antaranya adalah kelompok usia lanjut.
"Jadi kelihatan sekali bahwa teman-teman kita di atas 60 tahun itu berisiko tinggi," kata Budi Gunadi.
"Kalau kita lihat yang masuk rumah sakit yang wafat untuk non lansia hanya sekitar 10 persen dari total yang masuk, tapi kalau lansia hampir tiga kali lipat."
Maka dari itu, Budi pun mengatakan dengan terbatasnya vaksin di bulan April, maka vaksinasi akan diarahkan untuk diberikan kepada lansia.
Ia pun berharap bisa melakukan negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin. "Mudah-mudahan bulan Mei bisa kembali normal, sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat."
Baca Juga
Advertisement