Liputan6.com, Jakarta - Persaingan di kelas Low SUV semakin sengit setelah kedatangan Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki XL7. Nama Honda BR-V sebagai pemain lama mulai tenggelam. Namun, tetap ada alasan untuk meminang versi SUV dari Mobilio ini. Sekaligus pula alasan memilih kompetitornya saja. Simak dulu pembahasan kami.
Sekadar mengingatkan, model prototipe BR-V pertama kali menyapa publik di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015. Lumayan lama, 6 tahun. Nameplate berasal dari singkatan Bold Runabout Vehicle. Ia saudara dekat Mobilio yang mengalami pengembangan lebih lanjut. Dari mobil MPV menjadi crossover. Riset dan pengembangan sangat serius dilakukan Honda Indonesia dan Thailand. Meramu sebuah kendaraan keluarga paling memenuhi berbagai kebutuhan.
Advertisement
Alasan Beli
Sah jika Honda BR-V dianggap sebagai versi SUV dari Honda Mobilio. Sama halnya dengan Rush-Terios yang berasal dari Avanza-Xenia atau Xpander Cross dari Xpander. Jadi, platform dasar BR-V adalah MPV. Desainnya mudah dicerna selera mayoritas konsumen Indonesia. Paras runcing nan sporty tipikal Honda. Ditambah elemen gagah khas offroader seperti cladding hitam dan roof rack. Muka dan buritan tampak proporsional, meski ciri Honda Mobilio di bagian samping sengaja disisakan.
Tampilan SUV macho, tapi akomodasinya sangat MPV. Bila Anda terbiasa dengan kabin Mobilio, tak ada bedanya dalaman BR-V. Malah ruang kepala sedikit lebih lega karena dimensi lebih tinggi dari Mobilio. Dalam keadaan seluruh kursi terpakai, masih tersisa ruang besar untuk membawa barang. Menawarkan kabin luas untuk menampung 7 orang dewasa yang semuanya bisa leluasa duduk. Di kelasnya termasuk paling lapang.
Kaki terlihat lebih jenjang, bukan berarti ada perombakan pada konstruksi suspensi. Pemakaian roda besar (195/60 R16) menaikkan ground clearance hingga 201 mm. Lebih dari cukup untuk menghadapi jalanan tak bersahabat dan bisa diajak blusukan ke pedalaman. Sedikit lebih jauh dari Mobilio, asalkan tidak terlampau berat. Karena pada dasarnya Mobilio sudah ber-ground clearance lumayan tinggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mesin
Perlu juga mempertimbangkan jantung mekanis Honda yang terkenal kencang dan irit. BR-V menggendong pengembangan terbaru mesin L15 yang sudah menghuni Honda Jazz dari generasi pertama. Tenaga 120 PS dan torsi 145 Nm dari mesin 4-silinder 1,5-liter masih yang terbesar di kelasnya, sesama mesin naturally aspirated. Soal performa kencang dengan efisiensi bahan bakar hebat tak perlu diragukan. Hal itu turut ditunjang transmisi CVT yang mengadopsi Earth Dream Technology. Bagi penggemar manual, transmisi perpindahan tuas 6-kecepatan tentu akan mengasyikkan dengan karakter shifting khas Honda.
Fitur tergolong memuaskan, asal pilih varian Prestige. Sudah dilengkapi fitur keselamatan aktif Vehicle Stability Control (VSA) dan Hill Start Assist (HSA). Selain peranti standar ABS+EBD dan dual airbag. Head unit 8 inci bergaya mengambang kompatibel dengan segala format media. Tak lupa koneksi smartphone lewat aplikasi bernama WebLink.
Alasan paling fundamental kenapa menjadikan Honda BR-V sebagai mobil keluarga, jelas merek Honda. Nama besar dan telah melekat erat di benak, tentu menciptakan rasa aman sepanjang kepemilikan. After sales service terjamin dan tersebar di seluruh penjuru nusantara. Ditambah juga gratis biaya servis perawatan berkala sampai 50.000 km atau 4 tahun.
Advertisement
Alasan Tidak Beli
Kompetitor baru diuntungkan melihat medan perang terlebih dahulu. Akibatnya value for money BR-V yang dulu tergolong tinggi, sekarang tidak lagi. Beruntung terbantu relaksasi PPnBM yang membuat harganya turun. Kini varian termurah BR-V S MT dilabeli Rp 239,5 juta. Tipe terlaris BR-V E dibanderol Rp 254,6 juta (MT) dan Rp 263,8 juta (CVT). Sementara varian Prestige, Rp 279,6 juta. Sedikit lebih mahal dari Mitsubishi Xpander Cross Premium Package AT seharga Rp 281,36 juta. Namun lebih mahal dari Suzuki XL7 Alpha (MT Rp 249,4 juta dan AT Rp 259,2 juta).
Saling berbagi platform bersama Mobilio dan Brio, membuat BR-V kurang menunjukkan kelasnya. Lihat saja desain dashboard yang sama persis Brio Satya. Walau dibedakan dari head unit, setir baru dan balutan jok kulit, tetap saja menghasilkan aura setara LCGC.
Lalu life Cycle juga patut diperhatikan. Tahun ini sudah menginjak 5 tahun usianya. Jelas terlihat paling berumur di antara kompetitor. Tercatat mengalami 2 kali fase facelift dengan penyegaran minor seputar eksterior dan interior. Melihat para kompetitor yang jauh lebih segar, sudah waktunya mengalami rombakan total. Terutama desain eksterior, interior, sampai fitur-fitur baru yang kian mutakhir. Berharap juga ada dobrakan baru dari sektor penggerak. Kabarnya tak lama lagi. Kami sempat mereka wujud BR-V generasi terbaru seperti apa. Semoga tahun ini terealisasi.
Sumber: Oto.com
Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19
Advertisement