Liputan6.com, New Delhi - India telah meningkatkan jumlah vaksinasi COVID-19 setelah gelombang kedua infeksi virus Corona menghantam negara tersebut.
Dikutip dari laman BBC, Selasa (6/4/2021) sebelumnya, India memecahkan rekor. Dimana angka positif COVID-19 di negara itu tembus 100 ribu dalam sehari.
Advertisement
Semua orang yang berusia di atas 45 tahun sekarang memenuhi syarat untuk melakukan suntikan vaksin.
Beberapa negara bagian juga menargetkan kelompok tertentu seperti pekerja bank dan pengacara.
Hampir 80 juta dosis telah diberikan sejauh ini, kebanyakan untuk pekerja garis depan dan orang-orang yang berusia di atas 60 tahun yang didahulukan.
Negara bagian utara Uttar Pradesh telah mengumumkan bahwa pemerintah akan menjalankan program vaksinasi khusus untuk jurnalis, karyawan bank, dan pengacara.
Negara bagian Uttarakhand, India juga merencanakan target serupa.
Negara dengan penggerak inokulasi terbesar di dunia ini punya tujuan untuk memvaksinasi 250 juta orang pada Juli 2021, tetapi para ahli mengatakan langkah tersebut perlu ditingkatkan lebih jauh untuk memenuhi target.
Saksikan Video Berikut Ini:
Mutasi COVID-19
Beberapa ahli epodemiologi menyebutkan bahwa varian baru Virus Corona mungkin merupakan salah satu kasus terkait dalam gelombang kedua infeksi di India.
Dengan 103.558 infeksi baru, India kini telah melaporkan total 12,6 juta kasus Virus Corona COVID-19 - tertinggi setelah Amerika Serikat dan Brasil, menurut data dari kementerian kesehatan negara tersebut.
Selain itu, India juga mencatat infeksi terbanyak dalam sepekan terakhir dibandingkan dari negara-negara di dunia.
Sementara kematian harian akibat COVID-19 bertambah 478 orang, menjadikan totalnya sebanyak 165.101 jiwa - masih salah satu jumlah kematian terendah di dunia.
Maharashtra, negara bagian yang mencatat kasus Virus Corona terbanyak di India, melaporkan rekor 57.074 kasus baru dalam semalam.
Pihak berwenang India juga akan memberlakukan lockdown total pada akhir pekan, karena para ahli khawatir tentang kekurangan tempat tidur pasien COVID-19 yang kritis di rumah sakit, terutama di kota-kota kecilnya.
Advertisement