Mengenal Dirut PTBA Suryo Eko Hadianto, Lulusan Sarjana Matematika yang 30 Tahun Berkecimpung di Tambang

RUPST PTBA memutuskan mengangkat Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada Senin, 5 April 2021.

oleh Agustina MelaniPipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Apr 2021, 21:13 WIB
Bukit Asam (Ilustrasi PTBA)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merombak jajaran direksi pada Senin, 5 April 2021.

RUPST PTBA memutuskan mengangkat Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Ia menggantikan Arviyan Arifin yang telah habis masa jabatannya untuk periode 2016-2021.

“Untuk pengurus baru Direktur Utama Bapak Suryo Eko Hadianto. Kemudian Direktur Sumber Daya Manusia Ibu Dwi Fatan Lilyana. Kemudian Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Ibu Farida Thamrin, dan Direktur Operasi dan Produksi Bapak Suhedi,” ujar Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Apollonius Andwie.

Sebelum menduduki posisi direktur utama PTBA, Suryo Eko Hadianto menjabat sebagai Direktur Transformasi Bisnis PT Inalum (Persero) atau MIND-ID.

Pria kelahiran Sleman ini meraih gelar Sarjana Matematika dari Universitas Gajah Mada dan Magister Manajemen Produksi dari Universitas Mercubuana.

PT Bukit Asam Tbk bukan hal baru bagi Suryo Eko Hadianto. Sebelum menjabat posisi direktur, ia pernah berkiprah sebagai Senior Manager Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi, Senior Manager Perencanaan Korporat, dan Senior Manager Pengembangan Korporat.

Ia pun pernah ditugaskan sebagai Direktur Utama PT International Prima Coal hingga akhirnya diangkat sebagai direktur sejak 14 April 2016. Ia menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi PTBA pada 2016-2019. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis, Direktur Niaga dan Direktur Sumber Daya Manusia PTBA.

“Saya  1991 sudah di Bukit Asam, separuh umur saya di sini. Jadi tahu persis bagaimana mekanisme arah dan kebijakan Bukit Asam ini harus dibawa ke mana,” ujar Suryo, dilansir dari Antara, ditulis Selasa (6/4/2021).

Suryo menilai, Suryo menilai Bukit Asam kini membutuhkan percepatan karena visi dan misi yang dibuat manajemen terdahulu sudah tepat. "PTBA sudah on the track. Ini waktunya untuk mengeksekusi tapi tetap harus jaga GCG (Good Corporate Governance)," ujar dia.

PTBA akan tetap fokus merealisasikan dua Proyek Strategis Nasional yakni gasifikasi batu bara untuk menghasilkan Dimethyl Ether (DME) dan Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Enim, dan beberapa proyek lainnya.


Bidik Produksi Batu Bara 50 Juta Ton

Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Untuk menjalankan target ini, Bukit Asam akan menggaungkan kembali target produksi 50 juta ton batu bara/tahun dengan cara meningkatkan kapasitas angkutan dan memperluas pasar di dalam dan luar negeri.

Saat ini, BUMN yang memiliki wilayah tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini memproduksi hampir 25 juta ton batu bara pada 2020.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya