Liputan6.com, Los Angeles - Kekerasan terhadap komunitas Asia dan Pacific Islanders yang meningkat di Amerika Serikat memancing keprihatinan Rihanna.
Di sela kesibukannya, pemilik kosmetika Fenty Beauty ini menyempatkan diri untuk turun ke jalan, mendukung aksi demonstrasi untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan rasial. Rihanna datang tanpa gembar-gembor, bahkan tak membagikan aktivitasnya ini ke media sosial pribadinya.
Dilansir dari Harper's Bazaar, Selasa (6/4/2021) momen ini justru diketahui dari unggahan seorang asistennya, Tina Truong.
Baca Juga
Advertisement
Kebencian adalah Rasialisme Melawan Tuhan
Dalam salah satu unggahannya, Tina Truong memperlihatkan Rihanna sedang asyik membuat poster berisi pernyataannya. Poster ini memuat tulisan berbeda di kedua sisinya.
Salah satu sisi bertulis, "Stop Asian Hate" dan bagian di baliknya memuat kalimat "Hate = Racialism Against God! (Kebencian = Rasialisme melawan Tuhan!)."
Advertisement
Sambil Joget
Saat turun ke jalan, Rihanna tak mau menonjolkan identitasnya sebagai aktris kondang. Sebaliknya, ia mengenakan masker, topi, dan kacamata yang menutupi parasnya.
Wanita bernama asli Robyn Rihanna Fenty ini tampak menikmati betul momen saat ia menuangkan aspirasinya. Ia sempat berjoget mengikuti yel-yel demo saat berjalan.
Tak Dikenali
Ada satu kejadian lucu yang sempat direkam oleh Tina dalam peristiwa ini. Salah satu peserta demo sempat berinteraksi dengan Rihanna, tanpa sadar siapa yang ia ajak bicara.
Sang pendemo pria ini tampak ingin bertukar nama akun Instagram dengan Rihanna. "Ini kamu?" pendemo laki-laki ini tak percaya saat melihat nama akun @badgalriri, dan sejurus kemudian sang pelantun "Umbrella" tertawa.
"Saat Rih memberikanmu nama akun IG-nya tapi disangka bohongan," tulis Tina.
Advertisement
Menentang Kekerasan
Ini bukan pertama kalinya Rihanna menunjukkan keprihatinan atas meroketnya kasus kebencian terhadap komunitas Asia di AS. Pasca-penembakan di Atlanta bulan lalu, ia menyuarakan kemarahannya.
"Apa yang terjadi kemarin di Atlanta adalah hal brutal, tragis, dan yang pasti tak berdiri sendiri. Kekerasan terhadap Asia Amerika dan Pacific Islanders kian parah dan ini sangat menjijikkan!" tulisnya kala itu.