Liputan6.com, Jakarta Aksi terorisme, atas nama apa pun, harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Tak boleh ada tindakan teror di Indonesia, yang merupakan negara Pancasila ini.
Demikian disampaikan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang juga anggota MPR RI paling senior, Sabam Sirait, saat dihubungi terkait dengan aksi-aksi terorisme di Indonesia belakangan ini.
Advertisement
"Terorisme harus dihabisi. Tak boleh ada tempat bagi pelaku teror," ungkap Sabam, sambil mengatakan bahwa faktor aksi teror bisa beragam dan tidak tunggal.
Politisi senior yang sudah berkeliling ke lebih dari 80 negara dalam rangka menjalankan tugas negara ini juga mengatakan aparat keamanan harus bisa menangkap aktor intelektual di balik aksi teror ini. Sebab pelaku teror tidak akan berdiri sendiri.
"Polisi harus mengungkapnya," ungkap Sabam, yang sudah terjun ke politik bersama tujuh presiden, sejak zaman Soekarno sampai dengan Presiden Joko Widodo.
Deklarator PDI pada tahun 1973 ini, sebelum berubah menjadi PDI Perjuangan pada tahun 1999 ini menilai bahwa ada banyak faktor mengapa sesorang menjadi teroris. Bisa saja karena pemahaman keagamaan atau bisa juga karena faktor ekonomi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korupsi dan Terorisme
Karena itu, Sabam menegaskan bahwa korupsi juga harus dihabisi bersama-sama dengan terorisme. Sebab korupsi membuat rakyat tidak sejahtera sebab anggaran yang seharusnya buat rakyat namun digunakan untuk orang per orang.
"Terorisme dan korupsi harus sama-sama dihabisi," kata Sabam, yang dianggap sebagai guru politik bari banyak politisi lintas partai ini dengan tegas.
Advertisement