PT Timah Bidik Produksi Batu Bara Capai 750 Ribu Ton

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko TINS, Wibisono mengatakan, perseroan akan fokus pada upaya peningkatan produksi dan efisiensi, salah satunya melalui TAJ.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Apr 2021, 22:18 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) menargetkan produksi batu bara melalui anak usahanya, PT Tanjung Alam Jaya (TAJ) hingga 750 ribu ton tahun ini. Target ini sejalan dengan upaya perseroan untuk memperbaiki kinerja keuangannya.

Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Wibisono mengatakan, perseroan akan fokus pada upaya peningkatan produksi dan efisiensi, salah satunya melalui TAJ.

“Perseroan punya perusahaan yang bergerak di bidang batu bara bernama Tanjung Alam Jaya. Di 2021 ini kita berharap bisa produksi sekitar 500 ribu hingga 750 ribu ton. Adapun untuk kalori batubara perseroan ini adalah di level 6.200-an” kata Wibisono dalam video konferensi, Selasa (6/4/2021).

Dengan begitu, Wibisono berharap kinerja sejumlah anak usaha PT Timah bisa menopang perbaikan kinerja perseroan. Selain batu bara, TINS juga menargetkan produksi timah mencapai 30 ribu dan logam 34 ribu pada 2021.

Tak hanya itu, PT Timah Tbk juga mengatakan telah mengajukan pinjaman dana USD 100 juta kepada MIND ID untuk melunasi utang perseroan. Saat ini, pengajuan shareholder loan (SHL) kepada induk usahanya tersebut sedang dalam proses.

"Pelunasan utang juga menjadi komitmen kami. Jadi, kita ketahui di 2020 biaya bunga cukup signifikan Rp 600 miliar dibandingkan 2019 sekitar 780 miliar," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Proses Pinjaman dari Induk Usaha

Dia mengakui upaya yang dilakukan belum menunjukkan hasil yang signifikan, sebab pembayaran utang dilakukan secara bertahap. Namun, perseroan tetap akan mengupayakan pengurangan beban pinjaman dari kas perseroan.

“Jadi berkaitan dengan SHL masih berproses. Tapi sambil terproses perseroan tetap akan mengurangi beban pinjaman dari cash internal perseroan,” pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya