Wacana AS Boikot Olimpiade Beijing 2022 Akibat Kasus Uighur

Kementerian Luar Negeri pemerintahan Joe Biden mengirimkan sinyal membingungkan terkait Olimpiade Beijing 2022.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Apr 2021, 10:00 WIB
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington. (Foto: AP / Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Luar Negeri pemerintahan Joe Biden mengirimkan sinyal membingungkan terkait Olimpiade Beijing 2022. Sempat ada wacana AS siap memboikot olimpiade tersebut akibat kasus Uighur.

Hal itu diungkap oleh juru bicara Kemlu AS, Ned Price. Ia menyebut ada keinginan mendiskusikan kemungkinan boikot akibat pelanggaran HAM yang terjadi terhadap komunitas Muslim Uighur di Xinjiang.

"Hal itu tentunya sesuatu yang kami ingin untuk didiskusikan. Dan ini tentunya sesuatu yang kami pahami bahwa sebuah respons terkoordinasi tidak hanya menjadi kepentingan saja, tetapi kepentingan para sekutu dan mitra kita," ujar Ned Price seperti dikutip berbagai media AS.

Olimpiade 2022 di Beijing adalah untuk olahraga musim dingin.

Namun, Politico melaporkan bahwa pejabat Kemlu membantah ada wacana boikot Olimpiade Beijing. Dijelaskan bahwa tak ada perbincangan boikot Olimpiade Beijing akibat masalah pelanggaran HAM.

"Posisi kita terkait Olimpiade 2022 belum berubah. Kami belum mendiskusikan dan tidak mendiskusikan boikot bersama dengan para sekutu dan mitra," ujar seorang pejabat Kemlu AS seperti dikutip Politico, Rabu (7/4/2021).

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Klarifikasi Jubir

Ilustrasi polusi udara di kota Beijing (AP/NG Han Guan)

Usai konferensi pers, Ned Price memberikan klarifikasi bahwa dirinya tidak memiliki pengumuman terkait Olimpiade Beijing 2022.

Tetapi, ia berkata akan berkonsultasi dengan para sekutu AS.

"Kita akan terus berkonsultasi secara erat dengan para sekutu dan mitra untuk menjabarkan kekhawatiran bersama kita dan menetapkan pendekatan bersama pada RRC," ujarnya.

Pihak tim Olimpiade AS menolak berkomentar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya