Pamer Burung Langka Hasil Buruan di Gunung Kerinci, 2 Perempuan Kini Dicari Petugas

Dua perempuan itu sempat mengganti nama media sosialnya setelah potretnya memamerkan bangkai burung langka hasil perburuan liar di Gunung Kerinci menjadi viral.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi burung. (dok. pina messina/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang perempuan berpose sambil tersenyum lebar. Di tangannya, ia memamerkan burung hasil buruan yang diduga dari kawasan Gunung Kerinci, Sumatera Barat. Burung berbulu hitam kehijauan itu ternyata masuk burung langka dilindungi.

Sontak foto keduanya jadi viral. Akun Instagram @pendakilawas ikut mengunggah ulang sederet potret keduanya pada Selasa, 6 April 2021. Dalam kolom unggahan, admin akun tersebut menyebutkan bahwa burung hasil buruan keduanya adalah satwa langka. Mereka menuntut ada kedua perempuan itu segera ditindak.

"Sedang ramai di Kerinci, aksi dua orang gadis pemburu satwa liar yang dilindungi," tulis pendakilawas.

"Aparat harus segera tindak pelaku, bukti sudah ada, setidaknya harus ada klarifikasi dan permintaan maaf dari pelaku dan berjanji untuk tidak mengulang perbuatan serupa," imbuh akun tersebut.

 

Pendakilawas juga menjelaskan bahwa foto-foto tersebut diunggah dari akun Facebook Lesi Lestari yang kini berganti nama jadi Iti Fitri. Sekarang foto-foto tersebut sudah dihapus, tetapi jejak digitalnya sudah tersebar luas.

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sudah mengetahui kabar yang viral di media sosial dan mengonfirmasi dugaan perburuan burung langka. Namun, ia masih menelusuri persoalan itu lebih lanjut.

"Diketahui di media sosial tersebut ada dua orang perempuan yang mem-posting hasil tembakan mereka di akun medsos-nya. Setelah viral dan banyak netizen yang menghujat mereka, akun yang mem-posting sempat mengganti akunnya dengan nama lain," ujar Hamzah, sebagai KDEPK TNKS, kepada Liputan6.com, Selasa, 6 April 2021.

Hamzah menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jambi untuk bersama-sama menindaklanjuti unggahan tersebut.

"Untuk proses hukumnya, sementara kita masih menunggu perkembangan dari penelusuran petugas di lapangan dan tergantung hasil pemeriksaan nanti," ucap dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Identifikasi Burung yang Ditembak Mati

Salah satu perempuan yang memamerkan bangkai burung langka yang diduga terjadi di kawasan Gunung Kerinci. (dok. Instagram @pendakilawas/ https://www.instagram.com/p/CNPK7WThOP-/?igshid=8s0bi2lusqt3 / Melia Setiawati)

Dari pantauan Taman Nasional Kerinci Seblat, teridentifikasi terdapat empat jenis burung langka yang ditembak oleh dua orang perempuan itu, yakni Tangkar-uli Sumatera (statusnya dilindungi), Takur api (dilindungi), Kadalan beruang (dilindungi dan terancam punah), dan Takur bukit (dilindungi).

Hamzah menerangkan bahwa burung-burung itu berperan penting, yakni sebagai penyeimbang alam, terutama sebagai agen penyebar biji-bijian pepohonan. Burung juga berfungsi sebagai penjaga agar jenis pohon tetap terjaga perkembangbiakannya di alam bebas.

Ia menyebut kasus itu perlu ditangani secara khusus. Sejauh ini, ia mengaku Taman Nasional kerinci Seblat sudah menyosialisasikan flora dan fauna yang harus dilindungi kepada masyarakat.

"Selain itu, kami juga sering melakukan patroli pengamanan kawasan hutan untuk menjaga keutuhan hutan serta sumber daya yang ada di dalamnya sebagai upaya represif seperti yang sudah beberapa kali dilakukan, terutama kejahatan terhadap tumbuhan langka dan satwa liat," imbuh dia.

Hamzah berharap kasus tersebut membuat masyarakat lebih memahami dan menyadari arti penting satwa liar di alam dalam menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia. "Mari bersama-sama menjaga hutan yang masih tersisa sebagai rumah habitat yang baik bagi hewan-hewan langka tersebut untuk generasi ke depannya," tutup Hamzah. (Melia Setiawati)


Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Selama Pandemi

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya