Abaikan Wall Street yang Tergelincir, Bursa Saham Asia Menguat

Bursa saham Asia Pasifik naik pada perdagangan saham Rabu, 7 April 2021 yang didukung indeks saham utama.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Apr 2021, 08:49 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Rabu, (7/4/2021) dengan indeks saham utama di Australia, Jepang dan Korea Selatan mencatat kenaikan. Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah wall street yang melemah.

Indeks saham Australia naik 0,6 persen yang didukung penguatan sebagian besar sektor saham. Akan tetapi, sektor saham tertekan karena saham ANZ susut 0,21 persen dan National Australia Bank susut 0,08 persen. Saham Westpac mendatar. Saham Commonwealth Bank naik 0,51 persen.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 naik 0,35 persen, dan indeks saham Topix mendaki 0,6 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,47 persen. Saham Samsung Electronics merosot 0,35 persen setelah produsen smartphone itu mengeluarkan panduan pendapatan untuk tiga bulan pertama 2021.

Samsung menyatakan, pihaknya memperkirakan laba operasi untuk kuartal pertama 2021 sekitar 9,3 triliun won Korea atau sekitar USD 8,3 miliar naik 44 persen dari tahun lalu.

Sementara itu, di bursa saham AS atau wall street cenderung melemah. “Ekuitas AS melemah sementara indeks saham Eropa mengungguli. Berita separuh penduduk Eropa akan dapat divaksinasi pada Juni adalah tembakan yang tepat untuk pasar,” tulis analis ANZ Research dalam catatannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pertemuan IMF dan Bank Dunia

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Di sisi lain, pertemuan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional sedang berlangsung secara virtual. IMF merevisi prediksi ekonomi dunia. Pada Selasa, 6 April 2021, IMF mengharapkan pertumbuhan 6 persen pada 2021, naik dari prediksi Januari sebesar 5,5 persen.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan, meski masih ada ketidakpastian seputar pandemi COVID-19, jalan keluar dari kesehatan dan ekonomi semakin meningkat terlihat.

Analis Commonwealth Bank mengatakan, pihaknya tidak mengharapkan pertemuan Bank Dunia dan IMF menjadi pendorong utama pasar keuangan.

“Pasar keuangan jauh lebih tenang dibandingkan tahun lalu. Jadi tidak ada dorongan bagi Menteri Keuangan untuk berkumpul dengan komunike untuk mendukung kepercayaan pada pemulihan ekonomi atau sistem keuangan,” tulis mereka.

Di pasar uang, indeks dolar AS diperdagangkan di kisaran 92,33. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,86 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya