BMKG Bantah Kabar Terjadinya Tsunami di NTT

Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.

oleh Yopi Makdori diperbarui 07 Apr 2021, 10:13 WIB
Suasana banjir bandang di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). NTT diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Minggu dini hari, 4 April 2021, sekitar pukul 01.00 WITA. (AFP/Handout/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah kabar akan adanya tsunami yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) imbas badai yang disebabkan siklon tropis Seroja. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.

"Jadi mohon diluruskan bahwasanya itu bukan tsunami. Jadi itu hanya lintasan air laut yang masuk ke darat, bukan tsunami," kata Eko kepada Liputan6.com, Rabu (7/4/2021).

Gelombang besar, kata Eko yang merupakan imbas badai itu hanya ditemui di lautan, bukan di darat. Hal itu bahkan menurutnya sudah biasa terjadi. Bahkan jika pun air laut itu masuk ke darat radiusnya tak sampai 100 meter dari garis pantai.

"Hanya memang ketika kemarin berbarengan dengan Seroja ada air laut yang masuk ke daratan. Seperti kejadian di Manado beberapa bulan lalu ya," ujarnya.

Sampai saat ini gelombang laut di lautan sekitar NTT, kata Eko masih cukup tinggi. Tingginya bisa berkisar antara 3,5 meter hingga 5 meter.

"Di daratan sudah nggak ada, udah nggak berimbas di daratan," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hanya Gelombang Tinggi

Untuk itu Eko meminta masyarakat NTT agar tak resah dengan adanya kabar tsunami yang bakal menerjang wilayahnya.

"Masyarakat tak perlu panik, tidak perlu percaya berita-berita itu. Tidak ada tsunami. Tapi masyarakat perlu mencermati bahwa fenomena gelombang tinggi masih terjadi," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya