Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 berdampak bagi semua orang. Termasuk pada hidup Claudio Vieira de Oliveira, seorang motivator disabilitas dengan kepala terbalik di Brasil, yang mengaku selama setahun kesepian akibat mengisolasi diri karena wabah.
Pria penyandang disabilitas asal Monte Santo, negara bagian Bahia, Brasil, yang lebih dikenal sebagai "Claudinho" ini memiliki kondisi bernama arthrogryposis multiplex congenita.
Advertisement
Kondisi ini membuat pria itu mengalami atrofi otot kaki, lengan menempel di dada, serta yang paling mencolok adalah kepalanya yang terbalik dan tidak bisa tegak ke depan, sehingga harus ditopang oleh punggungnya.
Namun, Claudinho tidak mengalami kesulitan melihat, bernapas, makan, atau minum.
Dikutip dari 7News pada Rabu (7/4/2021) dokter sempat tidak yakin Claudinho bisa bertahan 24 jam ketika ia dilahirkan. Namun, ia berhasil membuktikan bahwa dokter itu salah dengan berhasil hidup sampai mencapai 44 tahun.
Meskipun begitu, kondisinya tidak menghalangi Claudinho melakukan berbagai kegiatan yang dicintainya. "Saya tidak pernah mengalami kesulitan. Hidup saya normal," katanya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Rindu Memberikan Motivasi Lagi
Mengutip New York Post, dia sudah belajar berjalan dengan lututnya sejak berusia 7 tahun. Selain itu, dengan bantuan sang ibu, ia belajar membaca dan menulis di rumah.
Sejak tahun 2000, Claudinho aktif menjadi seorang motivator. Dia bahkan telah meluncurkan sebuah DVD dan sebuah autobiografi. Namun pandemi COVID-19 membuatnya harus lebih banyak berdiam diri di rumah.
"Saya dalam karantina penuh karena COVID ini sangat agresif, mematikan, jadi kami takut. Bebaskan saya Tuhan, dari penyakit terkutuk ini," ujarnya.
"Saya dua kali lebih berhati-hati. Saya telah isolasi selama lebih dari setahun dan hanya meninggalkan rumah untuk menyelesaikan hal-hal yang hanya saya yang bisa melakukannya, seperti perbankan."
Pria yang juga sukarelawan di sebuah proyek edukasi untuk anak-anak rentan itu pun merindukan kesempatan dirinya bisa berbicara di depan orang banyak lagi.
"Saya sangat merindukannya. Saya mendapat kesempatan berbicara di Bezerra, negara bagian Pernamubco, yang direncanakan pada 28 April. Jika pandemi mereda, kami akan melanjutkannya."
"Saya ingin menyampaikan ceramah saya lagi dan hidup selama bertahun-tahun."
Advertisement