Liputan6.com, Jakarta- Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada hari Rabu per 12.50 pukul WIB telah mencapai 132.423.013 kasus, dan 75.189.076 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.
Total 2.872.575 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, Rabu (7/4/2021).
Advertisement
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa India berada di posisi teratas untuk pasien pulih yaitu 11.792.135 lalu disusul Brasil sebanyak 11.459.548.
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 30.847.145.
Setelah AS, negara-negara dengan kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia adalah:
Brasil: 13.100.580 kasus.
India: 12.801.785 kasus.
Prancis: 4.902.025 infeksi dan 308.128 sembuh.
Rusia: 4.546.307 infeksi dan 4.171.948 orang pulih.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
4,3 Juta Orang di Inggris Positif COVID-19
Sementara di Inggris, data Johns Hopkins University menunjukkan 4.379.033 orang di negara itu positif COVID-19, dan 13.345 sembuh.
Dilansir BBC News, Pub dan restoran di Inggris akan dibuka kembali sesuai rencana pada 12 April mendatang, termasuk pertokoan, pusat kebugaran, dan salon dengan dilonggarkannya lockdown di negara itu.
Pembukaan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Namun, ia tetap mendesak warga agar tetap waspadai risiko COVID-19.
"Kita tidak bisa berpuas diri," kata PM Johnson. Para pejabat Inggris kini sedang memeriksa peran potensial dari sertifikat status COVID-19, kata PM Johnson dalam sebuah briefing di Downing Street.
Uji coba sistem sertifikat itu, akan berlangsung dari pertengahan April 2021, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan upaya vaksinasi.
Saat berbicara di Downing Street, PM Johnson juga mengatakan bahwa pemerintah Inggris "berharap" perjalanan internasional dapat dilanjutkan pada tahap pelonggaran lockdown berikutnya pada 17 Mei.
Tetapi, ia juga memperingatkan terhadap efek gelombang infeksi Virus Corona di negara-negara lain di dunia.
Dia mengatakan pemerintah akan menetapkan "jauh sebelum 17 Mei apa yang masuk akal" dan bertujuan untuk memberikan industri penerbangan "pemberitahuan sebanyak mungkin".
Advertisement