Liputan6.com, Jakarta - Uji coba pembelajaran tatap muka di DKI Jakarta di tengah pandemi Covid-19 dimulai hari ini, Rabu (7/4/2021). Uji coba belajar di sekolah dilaksanakan hingga 29 April 2021.
Durasi kegiatan belajar-mengajar dibatasi 3-4 jam setiap sesinya, selain itu jumlah peserta didik dibatasi maksimal 50 persen karena mereka harus menjaga jarak 1,5 meter.
Advertisement
Kepala Sekolah SDN 15 Cipete Utara Tri Cahyadi mengungkapkan, jumlah orangtua yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN 15 lebih dari 50 persen. Padahal pada awal wacana pembelajaran tatap muka, sebagian besar orangtua murid tidak mengizinkan anaknya untuk kembali ke sekolah.
"Totalnya dari satu sekolah ini, 78 persen yang orangtuanya mengizinkan sekolah tatap muka. Padahal tadinya banyak yang tidak setuju, tapi karena orangtua juga melihat seperti apa protokol kesehatan yang kita terapkan, jadi banyak yang setuju," kata Tri saat ditemui di SDN 15 Cipete Utara, Jakarta Selatan, Rabu.
Karena jumlah peserta didik yang dibolehkan belajar tatap muka di SDN 15 mencapai 78 persen, maka kata Tri, SDN 15 membuka 2 sesi pembelajaran. Sesi pertama dimulai pukul 07.00-09.00 WIB, sesi kedua pukul 09.30-12.30 WIB.
Sebelum membuka sesi kedua pun pihak sekolah akan menyemprotkan dsinfektan ke bangku dan meja peserta didik.
Tri memastikan, peserta didik yang datang ke sekolah telah mendapatkan izin orangtua. Hal ini seperti arahan Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahwa sekolah harus memastikan peserta didik yang datang ke sekolah sudah mendapat izin dari orangtua melalui surat pernyataan resmi.
Selain itu, sekolah juga harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada orangtua dan murid mengenai pembelajaran tatap muka. "Jadi yang tadinya orangtua itu tidak setuju, lalu berubah pikiran, boleh ganti pilihan tapi harus buat surat lagi. Nanti surat lamanya dicabut. Kita sudah sosialisasi juga," ujarnya.
"Jadi misalnya kelas 4B yang orangtuanya mengizinkan hanya 22 orang, nah sisanya 8 orang ini tetap kita mengikuti pembelajaran secara online. Jadi bukan berarti dia libur, karena kan gurunya ngajarnya blended learning. Online dan offline," ujar Tri.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Protokol Kesehatan Ketat
Berdasarkan pantauan merdeka.com di lokasi, sarana dan prasarana protokol kesehatan yang disediakan SDN 15 Cipete Utara memang terbilang lengkap. Sekolah tersebut bahkan menyiapkan masker dan face shield bagi para guru dan peserta didik. Di setiap koridor juga terdapat beberapa tempat cuci tangan.
Bukan hanya menyediakan face shield dan masker di setiap kelas, SDN 15 juga menyiapkan ruang isolasi. Terdapat pula ruang UKS dengan guru pembina UKS dan tenaga kesehatan dari Pusekesmas Kelurahan Cipete Utara.
"Dari rumah mereka sebenarnya sudah harus pakai masker dan face shield, tapi kami memang juga siapkan 50 masker dan 50 face shield di setiap kelas setiap harinya untuk mereka," kata Tri.
Salah satu petugas Puskesmas Kelurahan Cipete Utara, Intan, mengatakan bahwa mereka memang ditugaskan untuk mengecek protokol kesehatan di sekolah tersebut. Bukan hanya itu, mereka juga akan membantu para guru untuk menangani jika ada murid yang sakit.
"Kita mengawasi penerapan protokol di sini, seperti tadi ada murid yang lewat dia pakai masker scuba, nah kita ingatkan gurunya supaya anak itu pakai masker bedah, tapi tadi lihat di ruang kelas sih sudah disiapkan," kata Intan saat ditemui di SDN 15 Cipete Utara, Jakarta Selatan.
"Lalu kalau urgent, guru UKS selalu standby dan bisa langsung panggil tenaga kesehatan dari Puskesmas Cipete," ujarnya.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka
Advertisement