Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam mencatatkan kinerja keuangan positif dan solid. Laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 1,5 triliun atau naik 463 persen dibandingkan 2019.
SVP Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko menuturkan, penjualan emas pada 2020 menjadi penyumbang terbesar dari pendapatan perusahaan dengan nilai Rp 19,36 triliun atau 71 persen dari penjualan sepanjang 2020 sebesar Rp 27,37 triliun.
Pada 2021, Kunto mengatakan Antam akan terus berfokus pada ekspansi pengolahan mineral yang bersifat hilir. Kemudian perluasan cadangan dan sumberdaya, menjalin kemitraan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang dimiliki perseroan sebagai pilar utama Antam.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian Antam juga akan terus berupaya mengembangkan inovasi untuk menurunkan cash lost dan meningkatkan daya saing perseroan, serta peningkatan kinerja bisnis inti.
"Di tahun ini Antam akan berupaya meningkatkan capaian kinerja produksi dan penjualan untuk semua komoditas inti. Di antaranya yang sangat menonjol adalah peningkatan produksi dan penjualan dari produk utama kita bijih nikel,” ujar Kunto.
Adapun pada 2021, Antam menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2,84 triliun yang sebagian berasal dari kas internal perseroan.
"Selain didanai dari kas internal, Antam juga menjajaki sumber eksternal. Tentunya yang akan dipilih adalah yang memberikan cost of fund yang paling kompetitif bagi perusahaan,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target Penjualan
Untuk target penjualan bijih bauksit pada 2021 ditargetkan sebesar 2,73 juta wet Metric ton (wmt), dengan produksi 3 juta wmt akan direncanakan untuk tujuan penjualan ke Tiongkok.
"Secara singkat untuk peningkatan produksi yang kita lakukan di tahun ini utamanya adalah divisi nikel. Untuk capaian kinerja produksi di tahun 2020 untuk bijih nikel sebesar 4,76 juta wmt, di tahun 2021 ditargetkan naik menjadi 8,44 juta wmt,” ujar Kunto.
Sedangkan untuk penjualan bijih nikel pada 2020 tercapai 3,3 juta wmt. Pada 2021, penjualan bijih nikel ditargetkan 6,71 juta wmt. Kunto menuturkan, hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan dalam negeri seiring aktivitas smelter domestik karena membaiknya industri dan harga komoditas.
Advertisement