BEI Optimistis Penerbitan Obligasi Lebih Baik pada 2021, Ini Alasannya

BEI menyampaikan, hingga akhir April 2021, terdapat enam perusahaan yang berencana mencatat efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) dengan tujuh emisi.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Apr 2021, 16:36 WIB
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 16 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi dan sukuk hingga 6 April 2021. Penerbitan obligasi dan sukuk korporasi itu mencapai 20 emisi dengan nilai mencapai Rp 20,82 triliun.

BEI menyampaikan, hingga akhir April 2021, terdapat enam perusahaan yang berencana mencatat efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) dengan tujuh emisi. Total obligasi atau sukuk korporasi yang akan dicatatkan mencapai Rp 6,67 triliun.

"Dari pipeline bursa untuk obligasi atau sukuk per 6 April 2021 terdapat 20 emisi obligasi atau sukuk yang akan diterbitkan oleh 16 perusahaan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, kepada awak media, ditulis Rabu (7/4/2021).

BEI optimistis prospek penerbitan obligasi dan sukuk lebih baik pada 2021 ketimbang 2020. Nyoman menyampaikan sejumlah faktor yang mendorong prospek EBUS lebih baik pada 2021. Pertama, penurunan suku bunga dan melonggarnya likuiditas yang mendorong suku bunga terus menurun.

"Sampai kuartal I 2021, tingkat bunga 7 day reverse repo rate (BI7DRR) masih bertahan pada 3,5 persen," ujar dia.

Kedua, pemulihan ekonomi domestik yang masih berlanjut pada semester I 2021 memberikan iklim positif pada pasar EBUS.

"Membaiknya pemulihan ekonomi global, akselerasi program vaksin nasional serta sinergi kebijakan nasional, diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,3 persen-5,3 persen," ujar dia.

Selain itu, sinergi kebijakan nasional tersebut mencakup antara lain:

1.Pembukaan sektor-sektor produktif dan aman

2.Akselerasi stimulus fiskal

3.Penyaluran kredit perbankan dan sisi permintaan serta penawaran

4.Berlanjutnya stimulus moneter dan makroproduensial

5.Percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, terutama pengembangan UMKM.

"Dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi serta data EBUS yang tersedia, penerbitan EBUS pada 2021 diperkirakan masih relatif lebih tinggi dibandingkan 2020," kata dia.

Ia menuturkan, peningkatan efek bersifat utang dan sukuk tercatat pada kuartal I 2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi.

"Tingkat bunga rendah memberikan kenyamanan dan optimisme bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS setelah tertunda melakukan refinancing," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penerbitan Obligasi Meningkat pada Kuartal I 2021

Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data BEI, hingga kuartal I 2021, jumlah emisi obligasi dan sukuk korporasi mencapai 19 emisi dengan nilai Rp 20,58 triliun. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, jumlah emisi meningkat 26,67 persen.

Sedangkan nilai emisi meningkat 9,23 persen.Nyoman menambahkan, dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor terus bertambah. Sampai akhir Maret 2021 terdapat peningkatan sekitar 25 persen untuk investor pasar modal dibandingkan akhir 2020 yaitu sebesar 4,9 juta investor pasar modal.

"Kepercayaan investor memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS di pasar modal dan juga memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya