Kasus COVID-19 Melonjak, Jerman Ogah Fokus ke Ekonomi

Jerman mengalami lonjakan kasus COVID-19. Ekonomi pun belum jadi prioritas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Apr 2021, 09:10 WIB
Kaum muda menikmati matahari terbenam di jembatan 'Hackerbruecke' di Munich, Jerman, Minggu, (28/3/2021). Jembatan ini memberikan namanya ke stasiun S-Bahn Hackerbrücke, yang berada di bawah jembatan dan hanya dapat diakses darinya. (AP Photo/Matthias Schrader)

Liputan6.com, Berlin - Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz masih ogah fokus ke pembukaan ekonomi. Pasalnya, kasus COVID-19 sedang melonjak lagi di Jerman.

Menteri Scholz berkata ini adalah saatnya untuk tegas dan menjaga agar angka infeksi COVID-19 tetap rendah. 

"Ini bukan saatnya untuk pembukaan. Ini adalah saatnya untuk tegas, untuk menjaga laju infeksi tetap rendah," ujar Menteri Olaf kepada CNBC, dikutip Rabu (7/4/2021).

Pada 2020, ekonomi Jerman mengalami kontraksi sebanyak 5 persen berdasarkan data IMF. Tahun ini ekonomi diprediksi hanya naik 3,6 persen.

Menteri Olaf berkata Jerman akan meminjam uang untuk mengatasi situasi COVID-19, selain itu pajak korporasi besar dan orang kaya tidak akan mendapat insentif.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Jerman memiliki 2,9 juta total kasus COVID-19. Posisi Jerman berada di 10 besar negara dengan kasus tertinggi di dunia.

Selama sebulan terakhir, kasus harian di Jerman sedang fluktuatif. Pada awal Maret, kasus menurun, lalu melonjak tinggi, dan mulai turun lagi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Pajak dan Utang

Seorang wanita melewati jendela toko yang bertuliskan 'Kami akan tutup pada 27 Maret' di Munich, Jerman, Selasa (23/3/2021). Jerman memperpanjang tindakan pengunciannya sebulan lagi. (AP Photo/Matthias Schrader)

Tahun ini, Jerman diekspektasikan akan meminjam 240 miliar euro untuk menggenjot ekonomi. Masalah utang itu ditentang oleh anggota dewan yang konservatif secara finansial.

Selama ini, Jerman sangat ketat dalam masalah penambahan utang. Menteri Scholz berkata utang diperlukan untuk saat ini.

Bulan lalu, Menteri Scholz berkata akan melakukan segala yang diperlukan, meski ongkosnya tinggi. Sebab, tidak melakukan apa-apa justru bisa lebih merugikan.

Terkait pajak, Jerman akan memberikan keringanan bagi rumah tangga ekonomi bawah dan menengah. Namun, warga yang memiliki pendapatan tinggi dan korporasi besar tidak akan mendapat keringanan pajak.

Menteri Scholz mencalonkan diri untuk menjadi kanselir Jerman. Ia berpotensi menggantikan Angela Merkel yang menjebat sebagai petahana pada 16 tahun terakhir.


Infografis COVID-19:

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya