Liputan6.com, Garut - Menghadapi momen Ramadan dan lebaran 1442 H tahun ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, mengaku surplus pasokan cabai hingga 4.000 ton. Pemda Garut berharap harga cabai saat puasa tiba bisa bertahan di angka Rp 50-60 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian Garut Beny Yoga Gunasantika mengatakan, kenaikan harga komoditas cabai dalam rentang waktu sebulan terakhir merupakan fenomena biasa.
Meskipun terbilang lama dibanding sebelumnya, tetapi kenaikan itu justru merupakan anugerah bagi petani.
“Saya sendiri mendukung dengan kondisi seperti itu, artinya petani menikmati harga yang signifikan di sekitar 2 bulan ini,” ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, kenaikan harga yang terbilang lama disebabkan minimnya pasokan cabai di beberapa sentra cabai nasional akibat bencana alam. Namun, seiring berjalannya waktu kondisi itu mulai kembali normal.
“Saya yakin di bulan puasa harga cabai perkiraan di angka Rp40-50 ribu per kilogram (harga nasional),” kata dia.
Khusus Garut, Beny mengklaim surplus pasokan cabai antara 3.700 hingga 4.000 ton hingga Mei mendatang seiring masuknya musim panen.
Kondisi itu membuat pemerintah pusat meminta pemda Garut, untuk selalu menyelanggarakan operasi pasar (OP) dalam upaya menstabilkan harga cabai.
“Jadi mudah-mudahan harga terutama di bulan puasa ini tak terlalu tinggi perkiraan saya sekitar 50-60 ribu (Harga di Garut),” kata dia.
Beny mengakui, dalam satu tahun kalender tanam, kerap terjadi lonjakan atau kenaikan harga yang cukup tinggi yang berlangsung sekitar 2-3 bulan. Meskipun demikian, kondisi itu justru berkah bagi mereka.
“Selain cabai sebenarnya yang kerap mengalami lonjakan adalah bawang merah,” kata dia.