Mensos Ajak Semua Lapisan Masyarakat Bantu Ringankan Beban Penyintas Bencana di NTB dan NTT

Dampak dari Siklon Tropis Seroja telah mengakibatkan kerusakan berat dan kerugian material maupun immaterial yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

oleh Reza pada 07 Apr 2021, 19:30 WIB
Mensos Tri Rismaharini mengajak dunia usaha dan elemen masyarakat bahu membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana. (Foto.Dok.Kementerian Sosial)

Liputan6.com, Jakarta Dampak dari Siklon Tropis Seroja telah mengakibatkan kerusakan berat dan kerugian material maupun immaterial yang luar biasa bagi masyarakat di sekitar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemensos mengajak dunia usaha dan elemen masyarakat bahu membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana.

Luasnya skala bencana dan dampak yang ditimbulkannya, tentu saja membutuhkan perhatian dan kontribusi bersama semua elemen bangsa. Menteri Sosial Tri Rismaharini menghimbau semua elemen bangsa, termasuk dunia usaha, dan masyarakat luas untuk bersama-sama pemerintah dan instansi terkait, membantu meringankan beban penyintas bencana.

“Akibat banjir bandang dan longsor dampaknya luar biasa. Saya menghimbau dan mengajak semua elemen bangsa, termasuk dunia usaha, dan masyarakat luas bersama-sama membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak baik di NTT maupun di NTB,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangannya di hadapan media hari ini (07/04).

Dalam kesempatan tersebut, Mensos menerima kehadiran perwakilan dunia usaha yakni dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT), dan pendiri sekaligus CEO kitabisa.com Muhammad Alfatih Timur. Hadir pula Azevedo Andovireska Adikara da Lopez atau Andovi da Lopez seorang aktor, komedian dan YouTuber yang hadir bersama kakaknya, Jovial da Lopez. Juga tampak perwakilan kawin campur Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Mensos menekankan, bencana alam di NTB dan NTT merupakan momen bagi semua elemen masyarakat dan para dermawan, untuk menunjukkan sikap solidaritas dan kesetiakawanan sosial.

“Bencana skalanya luas dan banyak daerah terdampak. Mari kita berkerja sama, membantu saudara-saudara kita yang terimpa bencana,” kata Mensos.

Ia menyatakan, akan kembali ke NTT untuk terus memastikan -- terutama ke wilayah yang masih terisolir, terakses oleh bantuan. Saat ini, bantuan dari Kemensos sudah dalam posisi siap diterbangkan ke lokasi bencana.

“Pake pesawat Hercules milik TNI. Jadi Kemensos memohon bantuan dari Bapak Panglima TNI untuk menerbangkan bantuan. Besok saya terbang jam 5 pagi,” katanya.

Dari kunjungannya pada Senin dan Selasa lalu, Mensos mencatat, bahwa kesiapan SDM dari Kemensos seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah cukup baik. Namun karena ada keterbatasan peralatan, makanan yang disiapkan untuk pengungsi tidak bervariasi dan makan waktu lama disiapkan.

“Di sana tidak ada kompor gas, misalnya. Jadi ya masaknya lama. Kita akan bawa kompor gas nanti. Selain itu, juga akan dibawa kering tempe, orek tempe, selain juga obat-obatan. Kami juga sedang mengusahakan alat berat,” katanya.

Mensos memaklumi adanya harapan agar bantuan lekas sampai. Pada prinsipnya, kata Mensos, bantuan dari Kemensos sudah siap disalurkan. Hanya saja karena bencana membuat akses transportasi terkendala cuaca.

“Misalnya kemarin bantuan dari Maumere, mau nyeberang ke Odonara. Tapi karena cuaca ngga bagus, ya ngga bisa. Tapi untuk saya kemarin, saya paksakan,” katanya.

Cuaca yang masih belum menentu membuat transportasi mengalami kesulitan membawa barang.

“Di Adonara tidak ada landasan untuk pesawat. Terpaksa barang diangkut dengan manual. Jadi bukan kami tidak mau. Tapi tidak bisa,” katanya.

 

Mensos Tri Rismaharini mengajak dunia usaha dan elemen masyarakat bahu membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana. (Foto.Dok.Kementerian Sosial)

Mengutip keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data per Rabu (07/04) jam 14.000, tercatat warga meninggal dunia 124 orang, sebanyak 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 4.465 orang terdampak. Kemudian, sebanyak 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan. Tercatat sebanyak 1.962 rumah terdampak, fasilitas umum sebanyak 87 unit, dan 24 fasilitas umum rusak berat.

Merespon instruksi Presiden Joko Widodo, Mensos telah bergerak cepat dengan hadir di sejumlah titik terdampak bencana di kedua provinsi. Senin pagi, Mensos mendarat di Bima, Provinsi NTB. Mensos menyapa, dan memberikan motivasi kepada penyintas bencana.

“Secara cepat melakukan evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganan dampak bencana. Pastikan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik, serta kebutuhan dasar para pengungsi,” kata Kepala Negara, Senin (5/4).

Mensos menyatakan, kehadirannya untuk melakukan respon cepat terhadap bencana di NTT dan NTB sebagaimana instruksi Presiden.

“Saya hadir untuk memastikan ketersediaan logistik, dan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi,” kata Mensos saat mengecek kesiapan penanganan bencana di ke Posko Pengungsi, Desa Naru, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, NTB.

Dalam kesempatan tersebut, Mensos didampingi Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri, berkeliling lokasi dengan berjalan kaki menerjang banjir. Mensos menemui warga, dan menyerahkan kotak makanan untuk setiap warga yang ditemui. Warga tampak antusias menyambut kedatangan Mensos.

“Salam dari Bapak Presiden. Semoga bapak/ibu dan kita semua diberikan kesabaran. Kita sama-sama berdoa agar bencana segera bisa surut dan masyarakat bisa beraktifitas seperti sedia kala,” kata Mensos.

Kemudian pada Selasa (06/04), Mensos melanjutkan tugasnya menuju Nusa Tenggara Timur (NTT). Mendarat di Bandara Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Mensos bersama Bupati Flores Timur bertolak menuju Pulau Adonara menumpang helikopter BNPB.

Tiba di lokasi, Mensos menuju ke Desa Waipukang (ibu kota Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata) dan bertatap muka dengan masyarakat dan aparat setempat. Bersama rombongan, Mensos menyusuri pemukiman warga yang rusak berat dilanda bencana.

Mensos juga mengecek jembatan darurat yang dibangun warga secara gotong royong antara warga di Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur. Hal itu dilakukan untuk mendukung proses evakuasi korban banjir bandang yang terkendala akibat jembatan utama putus.

Mensos juga memastikan kebutuhan mendasar masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Flotim dan Kabupaten Lembata, NTT, tercukupi. Untuk itu, dengan sepeda motor, Mensos menembus kawasan yang terisolir akibat bencana yakni di Desa Waimatan dan Desa Amakaka.

Baik di NTB maupun NTT, Mensos memastikan penyintas bencana tercukupi kebutuhan dasarnya. Untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringkan beban para penyintas bencana di NTB, Kemensos mengirimkan bantuan logistik, berupa permakanan, perlengkapan keluarga, peralatan evakuasi, serta peralatan sandang dengan total Rp1.254.302.685.

Adapun untuk penyintas bencana di NTT, Kemensos telah menyalurkan bantuan sebesar Rp2.704.056.695. Dengan perincian baantuan logistik tanggap darurat (buffer stock) sebesar Rp672.056.695; logistik tanggap darurat (belanja langsung) sebesar Rp672.000.000; santunan ahli waris untuk 83 Jiwa sebesar Rp1.245.000.000; dan santunan korban luka berat sebanyak 23 jiwa dengan nilai Rp115.000.000.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya