Liputan6.com, Jakarta – Qatar Airways menjadi maskapai pertama yang mewajibkan para penumpangnya untuk menunjukkan bukti vaksinasi Covid-19. Sejauh ini, maskapai asal Qatar itu berhasil menerbangkan 188 penumpang, dua pilot, dan 18 awak kabin yang telah divaksinasi Covid-19.
Selain itu, staf lapangan yang bekerja di darat juga sudah divaksinasi Covid-19 penuh. Hal itu menjadi bagian persiapan pengaktifan travel bubble.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Forbes, Selasa, 6 April 2021, Qatar Airways mengoperasikan pesawat Airbus A350-1000 untuk mengangkut para penumpang tahap pertama dari Doha. Penerbangan tanpa tujuan itu berlangsung selama tiga jam dengan melintasi Dubai dan Oman, sebelum kembali ke Bandara Internasional Hamad.
Penerbangan itu diikuti beberapa agen perjalanan, media, dan juga penumpang setia Qatar Privilege Club yang harus menunjukkan bukti vaksin sebelum keberangkatan. Dalam penerbangan itu diluncurkan pula fitur hiburan tanpa sentuh milik maskapai.
Teknologi itu memungkinkan penumpang untuk menyambungkan perangkat seluler mereka dengan sistem hiburan yang terdapat di kursi dengan cara memindai kode QR dan memasukkan kata sandi. Setelah itu, pelanggan dapat memilih film, musik, atau hiburan lainnya tanpa harus menyentuh layar.
Meski ada paspor vaksin, para penumpang tetap diwajibkan menggunakan masker, kecuali ketika makan dan minum. Pada kelas ekonomi, maskapai juga tetap mengosongkan satu kursi di sebelah penumpang untuk menjaga jarak antara satu penumpang dengan penumpang lain.
Direktur Medis Maskapai Qatar Airways, Dr. John Roberts, yang juga turut serta dalam penerbangan tersebut, mengatakan bahwa masker adalah bagian terpenting dari pencegahan penularan virus corona, meskipun seluruh penumpang dan awak telah divaksinasi secara penuh. Roberts meyakini saat vaksin telah terdistribusi secara luas, persyaratan menggunakan masker akan berkurang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Membangkitkan Optimisme
Kepala Eksekutif Grup Qatar Airways, Akbar Al Baker meyakini bahwa persyaratan vaksin ke depannya akan menciptakan perjalanan yang aman. Ia juga mengungkapkan kemungkinan dalam waktu dekat, maskapai penerbangan reguler akan membutuhkan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan. Menurut Al Baker, penerbangan yang dilakukan ketika semua penumpangnya telah divaksin secara penuh akan memberikan harapan untuk masa depan penerbangan internasional.
Selain itu, Qatar Airways juga sangat mendorong stafnya untuk divaksinasi atau menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) setiap tiga hari sekali sebelum memulai pekerjaan. Menurut Al Baker, hal ini dilakukan untuk meyakinkan penumpang bahwa maskapai menerapkan protokol keamanan yang ketat.
Tahun lalu, Qatar Airways menjadi salah satu dari beberapa maskapai yang mewajibkan penggunaan masker dan face shield untuk seluruh penumpang. Tetapi, persyaratan untuk menggunakan face shield telah dicabut setelah penelitian menunjukkan bahwa ventilasi pesawat yang menggunakan filter High Efficiency Particulate Air” (HEPA) dan penggunaan masker oleh penumpang cukup efektif untuk membatasi penularan virus Covid-19.
Meskipun adanya pandemi, Qatar Airways tidak seperti kebanyakan maskapai penerbangan pada umumnya, maskapai ini tidak memperlambat operasinya secara signifikan. Maskapai mengoperasikan total 1.200 penerbangan per minggu dengan tujuan lebih dari 140 kota di seluruh dunia. Maskapai ini juga menambahkan rute penerbangan ke San Fransisco dan Seattle/Tacoma pada 2020.
Bandara Internasional Hamad di Doha ini adalah bandara pertama dan satu-satunya yang terletak di Timur Tengah dan Asia yang telah mencapai peringkat kemanan Covid-19 bintang 5. Selain menggunakan teknologi sinar ultraviolet, bandara ini juga menggunakan mesin pembersih robotik untuk membersihkan terminal, area tempat duduk, tempat sampah, dan troli.
Perbatasan Qatar saat ini tetap tertutup untuk pengunjung internasional karena negara terus memfokuskan upaya untuk mengurangi kasus Covid-19. Negara ini memvaksinasi sekitar 1.000 orang per hari. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
Advertisement