Liputan6.com, Kathamandu- Nepal mengalami musim kebakaran hutan terburuk dalam hampir satu dekade.
Menurut pejabat setempat, api besar berkobar di seluruh hutan negara itu, dan mengakibatkan udara berkabut kecoklatan, seperti dilansir AFP, Kamis (8/4/2021).
Advertisement
Kualitas udara di Ibu Kota Kathmandu pada Selasa (7/4) dinilai sebagai yang terburuk di dunia, menurut situs pemantauan IQAir.
Udara yang buruk mengakibatkan beberapa penerbangan internasional ditunda karena asap tebal menyelimuti kota itu.
"Jumlah kebakaran hutan tertinggi telah dilaporkan musim ini sejak catatan insiden seperti itu selama sembilan tahun lalu," kata juru bicara Otoritas Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Nepal, Uddav Prasad Rijal, kepada AFP.
Petugas pemadam kebakaran sedang bekerja untuk mengendalikan api, kata para pejabat.
Sejak November 2020, lebih dari 2.700 kebakaran hutan telah dilaporkan di Nepal - 14 kali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Rijal mengatakan bahwa musim dingin antara November 2020 dan Februari 2021 lebih kering dari biasanya, sehingga meningkatkan risiko.
Musim kebakaran hutan dimulai pada bulan November dan berlangsung hingga awal monsun pada bulan Juni.
Ia menambahkan, bahwa para petani juga membakar sebagian lahan hutan untuk menanam rumput guna memberi makan ternak mereka.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pengalaman Warga Nepal Terdampak Kebakaran Hutan
Di distrik Bara di Nepal selatan, seorang penduduk desa mengungkapkan bahwa rumahnya "tersedak asap" selama seminggu saat api membakar di hutan setempat.
"Itu adalah kebakaran hutan terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Harus ada sistem untuk mengendalikannya dengan lebih baik," kata seorang warga bernama Bharat Ghale (60 tahun).
Pakar iklim, Madhukar Upadhya mengatakan hal "tak terhindarkan" akan ada lebih banyak kebakaran hutan karena musim dingin Nepal menjadi lebih kering akibat perubahan iklim.
"Pekerjaan perlu dilakukan untuk mengurangi risiko kebakaran di tingkat masyarakat dan mereka (masyarakat) harus diperlengkapi untuk memitigasi saat kebakaran terjadi," kata Upadhya kepada AFP.
Pekan lalu, sekolah ditutup selama empat hari setelah kualitas udara mencapai tingkat yang berbahaya.
Advertisement