Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menetapkan 7 target Kementerian Koperasi dan UKM di 2024. Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2021 di Yogyakarta.
Rakor ini dibuka secara daring oleh Teten Masduki pada Rabu (7/4/2021). Sejumlah pejabat eselon 1 dan 2 KemenkopUKM turut hadir, serta perwakilan dinas-dinas yang membidangi Koperasi dan UKM dari berbagai daerah.
Advertisement
7 target KemenkopUKM di tahun 2024, diantaranya pertama, peningkatan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 65 persen; kedua, peningkatan kontribusi koperasi terhadap PDB menjadi 5,5 persen; ketiga, peningkatan kontribusi ekspor UMKM menjadi 17 persen.
Keempat, Menteri Teten juga menargetkan akan melahirkan 3500 start-up berbasis teknologi dan Informasi; kelima, melahirkan 500 koperasi modern; keenam, menjadikan lebih dari 10 juta usaha mikro bertransformasi ke sektor formal, serta ketujuh, peningkatan rasio kewirausahaan menjadi 4 persen.
“Upaya pencapaian target tersebut tidak akan berjalan tanpa koordinasi, kolaborasi, dan sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,” kata Teten tertulis dalam keterangannya.
Selain itu, Teten juga menetapkan empat agenda transformasi KemenkopUKM yaitu transformasi usaha sektor Informal ke formal, transformasi ke dalam rantai pasok, transformasi digital Dan modernisasi koperasi.
“Semoga sinergi produktif ini memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rasio Kewirausahaan Nasional
Lebih lanjut, Menteri Teten menjelaskan tentang kondisi eksisting rasio kewirausahaan nasional, dimana saat ini hanya berkisar 3,47 persen, lebih rendah dibanding negara-negara ASEAN seperti Singapura 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia 4,74 persen.
Populasi UMKM sebanyak 65.465.497 unit, namun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 60,51 persen. Dari jumlah tersebut, 98,7 persen merupakan Usaha Mikro dan porsi kredit perbankan yang diakses oleh UMKM baru mencapai 19,97 persen.
Di sisi itu, kontribusi UMKM terhadap ekspor hanya 14,37 persen, lebih rendah dibanding negara lain (Singapura 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, Jepang 25 persen dan Tiongkok 60 persen).
Juga dilihat jumlah koperasi aktif sebanyak 127.124 unit, namun hanya berkontribusi terhadap PDB sebesar 5,1 persen. Dimana Koperasi yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional pada akhirnya belum dapat terwujud karena belum menjadi lembaga ekonomi pilihan masyarakat.
“Melihat proporsi dan peran KUMKM dalam perekonomian nasional, maka diperlukan peningkatan kerja terpadu, harmoni dan sinergi antar K/L bersama dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM seluruh Indonesia, agar mampu mendorong pertumbuhan dan berkembangnya Koperasi dan UMKM,” katanya.
Advertisement