Rasio Wirausaha Indonesia 3,47 Persen, Lebih Rendah Dibanding Malaysia dan Thailand

Untuk mengembangkan UMKM agar semakin tumbuh dan aktif, maka Kementerian Koperasi dan UKM memiliki 7 target hingga tahun 2024.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Apr 2021, 11:10 WIB
Pengunjung memilih produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dijual di M Block Market, Jakarta, Minggu (14/3/2021). M Block Market merupakan toko swalayan yang menjual 70 persen berbagai produk buatan dalam negeri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan saat ini kondisi eksisting rasio kewirausahaan nasional Indonesia hanya berkisar 3,47 persen lebih rendah dibanding negara ASEAN.

"Kondisi eksisting rasio kewirausahaan nasional, dimana saat ini hanya berkisar 3,47 persen, lebih rendah dibanding negara-negara ASEAN seperti Singapura 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia 4,74 persen," kata Teten Masduki dalam keterangannya, Kamis (8/4/2021).

Lanjutnya, meskipun populasi UMKM di Indonesia sebanyak 65.465.497 unit, namun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 60,51 persen.

"Dari jumlah tersebut, 98,7 persen merupakan Usaha Mikro dan porsi kredit perbankan yang diakses oleh UMKM baru mencapai 19,97 persen," ujarnya.

Disisi lain, kontribusi UMKM terhadap ekspor hanya 14,37 persen, lebih rendah dibanding negara lain Singapura 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, Jepang 25 persen dan Tiongkok 60 persen.

Kemudian, jumlah koperasi aktif sebanyak 127.124 unit, namun hanya berkontribusi terhadap PDB sebesar 5,1 persen. Dimana Koperasi yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian nasional pada akhirnya belum dapat terwujud karena belum menjadi lembaga ekonomi pilihan masyarakat.

“Melihat proporsi dan peran KUMKM dalam perekonomian nasional, maka diperlukan peningkatan kerja terpadu, harmoni dan sinergi antar K/L bersama dinas yang membidangi Koperasi dan UMKM seluruh Indonesia, agar mampu mendorong pertumbuhan dan berkembangnya Koperasi dan UMKM,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


7 Target

Pegawai menata produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dijual di M Block Market, Jakarta, Minggu (14/3/2021). M Block Market merupakan toko swalayan yang menjual 70 persen berbagai produk buatan dalam negeri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adapun untuk mengembangkan UMKM agar semakin tumbuh dan aktif, maka Kementerian Koperasi dan UKM memiliki 7 target hingga tahun 2024.

7 target tersebut diantaranya pertama, peningkatan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 65 persen; kedua, peningkatan kontribusi koperasi terhadap PDB menjadi 5,5 persen; ketiga, peningkatan kontribusi ekspor UMKM menjadi 17 persen.

Keempat, Menteri Teten juga menargetkan akan melahirkan 3500 startup berbasis teknologi dan Informasi; kelima, melahirkan 500 koperasi modern; keenam, menjadikan lebih dari 10 juta usaha mikro bertransformasi ke sektor formal, serta ketujuh, peningkatan rasio kewirausahaan menjadi 4 persen.

“Upaya pencapaian target tersebut tidak akan berjalan tanpa koordinasi, kolaborasi, dan sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,” kata Teten tertulis dalam keterangannya.

Selain itu, Teten juga menetapkan empat agenda transformasi KemenkopUKM yaitu transformasi usaha sektor Informal ke formal, transformasi ke dalam rantai pasok, transformasi digital Dan modernisasi koperasi.

“Semoga sinergi produktif ini memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya