Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang pelaku bom Gereja Katedral Makassar adalah mantan anggota intel yang telah dipecat karena jadi bandar narkoba beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan akun Facebook Bhiksu Leo Opung Manata pada 3 April 2021.
Akun Facebook Bhiksu Leo Opung Manata mengunggah gambar berisi narasi bahwa pelaku bom Gereja Katedral Makassar merupakan mantan anggota intel yang dipecat.
Advertisement
Berikut narasinya:
"ARGO YUWONO:
Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar bernama Bernard Silalahi, Suku Batak, Protestan, Mantan anggota intel yang telah di pecat karena jadi Bandar Narkoba"
"Amittabaa..
Teroris memang pengikut ajaran radikalis," tulis akun Facebook Bhiksu Leo Opung Manata.
Konten yang disebarkan akun Facebook Bhiksu Leo Opung Manata telah 11 kali direspons dan mendapat 10 komentar warganet.
Benarkah pelaku bom Gereja Katedral Makassar adalah mantan anggota intel yang telah dipecat karena jadi bandar narkoba? Berikut penelusurannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang pelaku bom Gereja Katedral Makassar adalah mantan anggota intel yang telah dipecat karena jadi bandar narkoba.
Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pelaku bom gereja katedral makassar" di kolom pencarian situs Google Search. Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai pelaku bom di Gereja Katedral Makassar.
Satu di antaranya artikel berjudul "Bomber Katedral Makassar Suami-Istri, Baru Menikah 6 Bulan" yang dimuat situs Liputan6.com pada 29 Maret 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengidentifikasi identitas dua terduga teror yang beraksi di Gereja Katedral pada Minggu (28/3/2021) kemarin. Mereka adalah pasangan suami-istri yakni L dan SWF.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut, dari data yang diperoleh dua bomber Gereja Katedral Makassar itu baru menikah enam bulan lalu.
"Betul pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (29/3/2021).
Argo menyampaikan, Densus 88 Antiteror terus mendalami jejak kedua pelaku teror. Menurut infoyang diterima, pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
"Pelaku berafiliasi dengan JAD," ujar dia.
Saat ini, Argo menyebut polisi telah menggeledah sejumlah tempat untuk mengumpulkan bukti-bukti. Salah satu yang disasar adalah rumah terduga pelaku.
"Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya. Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Dah kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas," ujar dia.
Bom bunuh diri terjadi di Jalan Kartini, Kota Makassar. Bom meledak di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Berdasarkan keterangan awal disebut pelaku berjumlah dua menggunakan sepeda motor secara berbocengan. Keduanya hendak masuk ke dalam gereja namun dihalau oleh petugas keamanan. Bom pun meledak hingga melukai belasan orang dan merusak beberapa fasilitas.
"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. 4 lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," tutup Argo.
Penelusuran selanjutnya dilakukan dengan memasukkan kata kunci "mantan anggota intel pelaku bom gereja katedral" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya tidak ada artikel dari media arus utama yang memberitakan kabar tersebut.
Referensi:
https://www.liputan6.com/news/read/4518296/bomber-katedral-makassar-suami-istri-baru-menikah-6-bulan
Advertisement
Kesimpulan
Klaim pelaku bom Gereja Katedral Makassar adalah mantan anggota intel yang telah dipecat karena jadi bandar narkoba ternyata tidak benar.
Faktanya, pelaku bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan adalah pasangan suami-istri berinisial L dan SWF.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement