Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk Destiawan Soewardjono mengaku pihaknya sangat terbebani dengan total utang senilai Rp 89 triliun. Oleh karenanya, ia berharap Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) bisa mempercepat proses divestasi tol yang dimiliki perseroan.
Destiawan mengatakan, Waskita Karya pada 2021 ini target melepas kepemilikan 9 ruas tol. Dia telah mengajak LPI untuk membahas percepatan akuisisi sejumlah ruas tol tersebut.
Advertisement
"Kalau itu terjadi, maka itu akan mengurangi beban utang Waskita, yang tahun lalu dengan utang hampir Rp 90 triliun itu kita harus menanggung beban bunga Rp 4,7 triliun," ujarnya dalam sesi webinar, Kamis (8/4/2021).
"Jadi ini sangat-sangat berat ya. Sebelum covid rate-nya itu rendah, tapi setelah covid ini justru interest rate (of return) itu naik. Ini akan menjadi beban yang sangat berat untuk kami," ungkapnya.
Namun begitu, Destiawan mengaku optimistis program divestasi 9 ruas tol itu akan terlaksana. Waskita Karya sendiri saat ini telah merealisasi pelepasan saham pada dua ruas tol, dan Destiawan menceritakan setelah itu para investor saling berebut mengakuisisi ruas-ruas tol milik Waskita.
"Kami juga cukup kewalahan untuk menampung itu, tapi kami sangat senang karena semakin banyak investor yang berminat artinya peluang kami untuk mendivestasi ruas-ruas tol akan semakin terbuka," tuturnya.
"Kalau itu bisa terlaksana, maka beban utang akan terkurangi, dan kami optimis bahwa Waskita tahun 2021 akan bisa kembali normal," tandas Destiawan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jalan Tol Pertama di Sulawesi Utara Beroperasi Penuh Oktober 2021
Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan Jalan tol Manado-Bitung yang merupakan jalan tol pertama di Sulawesi Utara akan beroperasi secara penuh Oktober 2021.
"Semua pihak sepakat mempercepat penyelesaian konstruksi. Sehingga, Jalan Tol Manado-Bitung (Mabit) sebagai jalan tol pertama di Sulawesi Utara bisa beroperasi pada Oktober 2021," ujar Deputi I KSP Febry Calvin Tetelepta dikutip dari Antara, Kamis (8/4/2021).
Dia mengatakan konstruksi ruas tol Danowudu-Bitung atau ruas penghubung tol tersebut akan selesai Agustus 2021. Dengan demikian, ruas tol ini melengkapi operasional ruas Manado-Danowudu yang telah diresmikan sebelumnya oleh Presiden Joko Widodo pada 29 September 2020 lalu.
Menurut Febry, tersambungnya jalan tol ini akan mendukung kelancaran logistik dan mobilitas masyarakat di Sulawesi Utara. Sehingga pada akhirnya, produktivitas dan daya saing daerah akan semakin meningkat.
Apalagi, kata dia, pemerintah sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Manado-Bitung-Likupang sebagai sentra pertumbuhan ekonomi baru di Bumi Nyiur Melambai.
Febry menegaskan, pembangunan infrastruktur yang masif di Sulawesi Utara adalah wujud kehadiran negara.
“Tujuan utamanya adalah pemerataan dan kesejahteraan masyarakat di sini," kata Febry.
Meski begitu, Febry mengingatkan, tantangan-tantangan di lapangan harus selesai dengan bijak dan tuntas. Dia menekankan kesuksesan pembangunan infrastruktur tidak boleh meninggalkan masalah hukum dan masalah sosial di kemudian hari.
Advertisement