Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan Jawa Barat menyebutkan sebanyak 2.800 sekolah akan mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan, pada Juli mendatang, pelaksanaan belajar tatap mukaakan dilakukan di 2.800 sekolah berdasarkan data dari pengajuan sekolah di link AKB Tatap Muka. Dedi menegaskan walaupun sekolah telah diperbolehkan melakukan PTM, pihak sekolah tidak boleh memaksa siswa untuk hadir.
Advertisement
“Siswa yang tidak hadir PTM dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh dan siswa yang mengikuti PTM telah diperbolehkan orang tua,” ujar Dedi, Kamis (8/4/2021).
Dedi menjelaskan, pelaksanaan PTM di Jawa Barat akan dilakukan secara terbatas dan mengikuti protokol kesehatan. Menurutnya, terdapat sejumlah skenario yang akan dilakukan Disdik Jawa Barat saat memulai PTM pada Juli mendatang. Nantinya skenario tersebut diserahkan kepada satuan Pendidikan di tiap wilayah.
“Skenarionya bisa satu kelas yang sebelumnya 36 siswa menjadi 12 atau maksimal 18 siswa,” terang Dedi.
Selain itu, lanjut Dedi, sekolah yang siap melakukan PTM dapat terlebih dahulu mendaftarkan ke Dinas Pendidikan. Nantinya Pemerintah Daerah akan melakukan pengawasan bersama cabang dinas dan Disdik. Apabila terjadi penularan COVID-19, akan dilakukan penghentian sementara PTM dan satuan Pendidikan serta pihak sekolah wajib melakukan penanganan kasus.
“Nantinya sekolah yang melakukan PTM diwajibkan memiliki ruangan khusus untuk melakukan pemeriksaan,” kata Dedi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Siapkan Sarana Prokes
Dedi mengungkapkan, pelaksanaan PTM akan terdapat larangan pembukaan kantin dan jam sekolah dimulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Selain itu, guru dapat melakukan kegiatan lainnya seperti melakukan kunjungan, serta sekolah diperbolehkan menerapkan PTM di ruang terbuka.
“Pembelajaran tidak serta merta dilakukan di dalam kelas, sekolah dapat menggunakan ruang terbuka di sekolah untuk melakukan PTM,” ucap Dedi.
Dedi mengatakan, sekolah yang telah menyatakan kesiapannya harus menyiapkan sarana pendukung protokol kesehatan. Dedi mencontohkan, sekolah menyediakan sarana cuci tangan, menjaga jarak bangku antar siswa, menggunakan masker, dan sarana lainnya.
“Untuk Depok sendiri saya belum melakukan pengecekan berapa sekolah namun yang pasti dari 2.800 kemungkinan akan terjadi penurunan tergantung dari kesiapan sekolah yang mengajukan kesiapan dari link yang disediakan,” pungkas Dedi.
Advertisement