Liputan6.com, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengungkapkan bahwa merujuk hasil survei Liq.In7 bahwa 1 dari 4 orang dewasa di Indonesia kurang minum air. Padahal kurang cairan pada tubuh akan mengganggu sistem pencernaan.
Dalam sistem pencernaan atau gastrointestinal, cairan diperlukan mulai dari pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, sampai ekskresi berupa feses. Namun, apabila dalam prosesnya, tubuh kurang cairan, maka bisa menimbulkan sembelit atau konstipasi.
Advertisement
“Feses keras dorong lagi, ngeden lagi, feses tidak keluar tapi justru menyebabkan keluarnya anyaman pembuluh darah karena memang sejatinya di bagian bawah dari anal ini ada anyaman pembuluh darah,” ungkap Ari dalam webinar Healthy Hydration and Immunity ditulis Sabtu (10/4/2021).
Konstipasi kronik dan berulang dapat menimbulkan komplikasi polip, divertikulosis, hingga hemoroid atau wasir.
Simak Juga Video Berikut
Kemungkinan Terpapar COVID-19
Ari menyebut, kemungkinan seseorang terpapar virus dipengaruhi oleh pH tubuh, virus itu sendiri, dan lingkungan termasuk cuaca. Namun, apabila konsumsi cairannya kurang, akan berdampak pada memburuknya komorbid sehingga lebih rentan terpapar virus.
Dalam kesempatan yang sama, Ari menjelaskan, menurut beberapa penelitian meski selama pandemi COVID-19 konsumsi air putih di tempat umum mengalami penurunan, konsumsi air putih di lingkup rumah tangga mengalami sedikit peningkatan. Dalam suatu penelitian pun ditemukan bahwa tubuh yang terhidrasi dengan baik merupakan salah satu faktor kunci mengurangi penularan COVID-19.
Ia mengingatkan agar masyarakat memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan setidaknya minum delapan gelas air putih. Hal ini juga perlu diterapkan ketika menjalankan ibadah puasa yang akan datang.
“Sebentar lagi puasa, meskipun begitu kita mesti tetap bisa menjaga agar tetap minum 8 gelas pada saat berbuka terus sampai sahur,” jelas Ari.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement