Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melihat potensi besar di kawasan pasar luar negeri terutama di kawasan Timur Tengah. Potensi pasar infrastruktur di Timur Tengah diperkirakan mencapai Rp 20 triliun.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, Destiawan Soewardjono menuturkan, ada beberapa potensi proyek di luar negeri. Salah satunya di Timur Tengah. Perseroan memiliki pengalaman baik di Timur Tengah.
"Dan akan kami terus kembangkan mengikuti situasi dan kondisi di negara-negara tersebut," tutur dia, seperti dilansir dari Antara, ditulis Jumat, (9/4/2021).
Baca Juga
Advertisement
Destiawan menuturkan, kawasan Timur Tengah dinilai potensial karena sumber daya masih cukup di kawasan Timur Tengah, sehingga Waskita Karya akan terus kembangkan setelah pandemi COVID-19.
Waskita Karya melirik sejumlah proyek yang berkaitan dengan bandara, gedung, pengembangan kawasan serta pipanisasi di Timur Tengah. Perseroan perkirakan potensi pasar infrastruktur di Timur Tengah sekitar Rp20 triliun.
Selain melirik kawasan Timur Tengah, perseroan juga melirik kawasan lain seperti Asia Tenggara, Asia Selatan dan Afrika dalam lima tahun ke depan.
"Kemudian di Afrika di mana kawasan ini memiliki potensi yang besar untuk infrastruktur, jadi kita bisa melakukan bersama-sama atau kerja sama antar BUMN yang memiliki bidang berbeda sehingga ini bisa menjadi bagian peningkatan dari sumber devisa Indonesia," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Lirik Kawasan Afrika hingga Asia Selatan
Waskita Karya melirik proyek yang berkaitan dengan kereta api dan LRT, transmisi listrik, pipanisasi, dan pengembangan kawasan di Afrika. Potensi pasar infrastruktur di kawasan Afrika diperkirakan sekitar Rp17 triliun.
"Potensi di Afrika ini cukup besar dan negara-negara di kawasan ini membuka diri terhadap perusahaan-perusahaan dari Indonesia," tutur Destiawan.
Sedangkan untuk kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, Waskita Karya melirik proyek-proyek terkait kereta api dan LRT, jalan, pengembangan kawasan dan bandara. Potensi pasar infrastruktur di Asia Tenggara dan Asia Selatan diperkirakan sekitar Rp34 triliun.
"Kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan juga memiliki potensi yang besar untuk terus meningkatkan pembangunan infrastrukturnya," kata Destiawan.
Destiawan berharap setelah pandemi ini banyak negara yang sudah memulai aktivitas untuk pembangunan infrastrukturnya.
Advertisement