Rupiah Tertekan Usai Jumlah Pengangguran di AS Meningkat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada Jumat akhir pekan ini.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Apr 2021, 11:46 WIB
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada Jumat akhir pekan ini. Rupiah tertekan usai rilis data klaim pengangguran AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/4/2021), rupiah dibuka di angka 14.547 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.535 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.540 per dolar AS hingga 14.555 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,54 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.580 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.513 per dolar AS.

"Dolar AS nampak naik di awal sesi Jumat setelah kembali melemah kemarin akibat laporan klaim pengangguran AS yang meningkat, yang memicu peluang stimulus jangka panjang dari The Federal Reserve," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

Di tengah stimulus moneter dan fiskal yang besar untuk memulihkan ekonomi AS, dolar AS tertekan akibat kekhawatiran utang jangka panjang negara tersebut.

Tetapi harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat daripada negara besar lainnya di dunia, membantu pelaku pasar mempertahankan minat pada dolar AS. Hal ini yang juga mempengaruhi rupiah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Imbal Hasil Obligasi

Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya mengisyaratkan bank sentral tidak akan mengurangi dukungannya untuk ekonomi AS, mencatat bahwa kenaikan harga-harga yang diperkirakan tahun ini kemungkinan bersifat sementara, dan memperingatkan bahwa kenaikan dalam kasus COVID-19 dapat memperlambat pemulihan.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS 10-tahun turun di bawah 1,63 persen semalam. Imbal hasil obligasi AS mencapai 1,776 persen akhir bulan lalu, tertinggi dalam lebih dari setahun.

Pada Kamis (8/4) lalu, rupiah ditutup melemah 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.535 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.495 per dolar AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya