Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Lembata, Alor dan Adonara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengajak pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk melakukan penanganan darurat secara optimal.
Doni juga menginstruksikan kepala daerah di 3 daerah terdampak itu untuk melakukan penanganan prioritas terhadap kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan disabilitas
Advertisement
"Kepala BNPB telah mengunjungi beberapa wilayah terdampak di wilayah NTT sejak tanggal 5 dan dia menginstruksikan agar dilakukan penanganan prioritas terhadap kelompok rentan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Jumat (9/4/2021).
Bukan hanya itu, Doni juga berpesan kepada penyelenggaraan proses penyembuhan pascatrauma di lokasi kejadian, agar anak-anak yang mengalami trauma tetap bisa melanjutkan hidup, tanpa adanya bayang-bayang bencana banjir bandang tersebut.
Ketua Satgas Covid-19 itu juga menginstruksikan untuk mengurangi kerumunan warga terdampak di pos pengungsian.
"BNPB akan memberikan dana tunggu hunian sehinga mereka dapat memanfaatkan untuk menyewa tempat tinggal yang layak," ujarnya.
Dana tunggu hunian itu sebesar Rp 500 ribu per bulan. Dana tersebut bisa digunakan korban banjir bandang NTT untuk menyewa tempat tinggal atau rumah keluarga terdekat sebagai hunian sementara.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
BNPB Kerahkan Helikopter
Dalam mengoptimalkan penanganan darurat pascabencana, Raditya mengatakan bahwa BNPB mengerahkan sejumlah helikopter, SAR Dog, dan personel untuk membantu pemerintah daerah.
"Bantuan logistik terus dikirimkan BNPB melalui udara. Dukungan penuh dari TNI, Polri dan kementerian serta lembaga sangat membantu dalam percepatan penanganan darurat," ujarnya.
Pelayanan kebutuhan dasar juga telah dipenuhi dari berbagai pihak. Seperti pengoperasian dapur umum oleh Tagana, TNI dan BPBD. penyediaan tenda-tenda keluarga serta pelayanan medis kepada warga yang mengalami luka-luka juga sudah terpenuhi.
"Kepala BNPB juga menyempatkan diri untuk melihat kondisi dapur umum, pelayanan kesehatan dan pos pengungsian," kata dia.
Harus diakui, kata dia, dalam penanganan pascabencana ini, BNPB memang membutuhkan bantuan yang maksimal. Karena, kata dia, bencana banjir bandang itu merupakan kondisi darurat yang menimbulkan ribuan jiwa terdampak.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement