Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggalakkan sosialisasi terhadap investor dan calon investor untuk melihat fundamental perusahaan saat investasi di pasar saham.
Selain itu, OJK mengingatkan agar investor dan calon investor lebih rasional lantaran pasar saham memiliki volatilitas tinggi.
Advertisement
"Kita akan terus galakkan sosialisasi terhadap investor dan calon investor bahwa melihat pasar itu jangan bertumpu pada emosi. Lebih banyak mungkin ada rasionalisme terhadap fundamental, laporan dan sebagainya,” ujar Deputi Komisioner Pengawas Pasar modal II OJK Yunita Linda Sari, dilansir dari Antara, Jumat (9/4/2021).
Ia menuturkan, pergerakan harga di pasar saham domestik saat ini memang masih banyak dipengaruhi oleh berita-berita yang beredar di pasar, bukan berdasarkan fundamental.
"Tapi kalau dilihat secara benar analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di bursa itu sebetulnya secara fundamental mereka masih tetap ada,” kata dia,
Yunita menuturkan, tekanan pasar saham cukup signifikan pada kuartal I 2020 seiring Presiden Joko Widodo umumkan kasus infeksi COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020.
Lalu IHSG masuk tren naik pada 2-11 November 2020 setelah pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Presiden AS Joe Biden. Sentimen itu memicu sentimen positif ke bursa saham global dan regional.
Pada 8 April 2021, IHSG ditutup di level 6.071,72 dengan tren year to date 2021 sebesar 1,55 persen menguji kenaikan di atas level 6.000.
Kapitalisasi pasar saham per 8 April 2021 mencapai Rp 7.173,15 triliun. Secara year to date naik 2,93 persen dibandingkan posisi 30 Desember 2020 Rp 6.968,94 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kasus COVID-19 Masih Jadi Perhatian
Meski pun menguat, Yunita menilai, kasus baru COVID-19 yang belum melandai di Indonesia masih berpotensi memicu shock bagi pergerakan pasar ke depan. Namun, koreksi yang akan terjadi di pasar saham masih wajar.
Ia menuturkan, IHSG dalam dua pekan ini memang sempat alami koreksi tapi sudah kembali menguat.
"Ada beberapa berita yang memengaruhi IHSG yaitu ada investor institusi yang mengekspresikan niatnya untuk mengurangi investasi di pasar modal,” ujar dia.
Advertisement