OJK Minta Investor Rasional Investasi Saham, Jangan Bertumpu pada Emosi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggalakkan sosialisasi terhadap investor dan calon investor melihat pasar itu jangan bertumpu pada emosi.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Apr 2021, 20:12 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggalakkan sosialisasi terhadap investor dan calon investor untuk melihat fundamental perusahaan saat investasi di pasar saham.

Selain itu, OJK mengingatkan agar investor dan calon investor lebih rasional lantaran pasar saham memiliki volatilitas tinggi.

"Kita akan terus galakkan sosialisasi terhadap investor dan calon investor bahwa melihat pasar itu jangan bertumpu pada emosi. Lebih banyak mungkin ada rasionalisme terhadap fundamental, laporan dan sebagainya,” ujar Deputi Komisioner Pengawas Pasar modal II OJK Yunita Linda Sari, dilansir dari Antara, Jumat (9/4/2021).

Ia menuturkan, pergerakan harga di pasar saham domestik saat ini memang masih banyak dipengaruhi oleh berita-berita yang beredar di pasar, bukan berdasarkan fundamental.

"Tapi kalau dilihat secara benar analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang listing di bursa itu sebetulnya secara fundamental mereka masih tetap ada,” kata dia,

Yunita menuturkan, tekanan pasar saham cukup signifikan pada kuartal I 2020 seiring Presiden Joko Widodo umumkan kasus infeksi COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Lalu IHSG masuk tren naik pada 2-11 November 2020 setelah pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimenangkan oleh Presiden AS Joe Biden. Sentimen itu memicu sentimen positif ke bursa saham global dan regional.

Pada 8 April 2021, IHSG ditutup di level 6.071,72 dengan tren year to date 2021 sebesar 1,55 persen menguji kenaikan di atas level 6.000.

Kapitalisasi pasar saham per 8 April 2021 mencapai Rp 7.173,15 triliun. Secara year to date naik 2,93 persen dibandingkan posisi 30 Desember 2020 Rp 6.968,94 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kasus COVID-19 Masih Jadi Perhatian

Pengendara motor melintasi mural bertema imbauan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Cakung Barat, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Mural karya warga setempat tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat akan pentingnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Meski pun menguat, Yunita menilai, kasus baru COVID-19 yang belum melandai di Indonesia masih berpotensi memicu shock bagi pergerakan pasar ke depan. Namun, koreksi yang akan terjadi di pasar saham masih wajar.

Ia menuturkan, IHSG dalam dua pekan ini memang sempat alami koreksi tapi sudah kembali menguat.

"Ada beberapa berita yang memengaruhi IHSG yaitu ada investor institusi yang mengekspresikan niatnya untuk mengurangi investasi di pasar modal,” ujar dia.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya