Pupuk Indonesia Sosialisasikan Dosis Pemupukan Presisi

Pupuk Indonesia menggelar kegiatan tanam perdana komoditas padi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Apr 2021, 19:30 WIB
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Pupuk Indonesia bersama anggota holdingnya, Pupuk Sriwidjaja Palembang dan Petrokimia Gresik, menggelar kegiatan tanam perdana komoditas padi di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (9/4).

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari.

Mewakili Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, Gusrizal menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan serta sarana edukasi kepada petani dalam menerapkan pemupukan presisi. Adapun pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik Petroganik, Urea, NPK Phonska 15-10-12, dan pupuk organik cair Phonska OCA.

“Pada kesempatan ini, kami juga memperkenalkan dua varian pupuk subsidi terbaru, yaitu pupuk organik cair dengan nama Phonska Oca dan NPK Phonska formula 15-10-12,” ujar Gusrizal, Sabtu (10/4/2021).

Lebih lanjut Gusrizal menambahkan bahwa pada tahun 2021 ini, sesuai dengan kebijakan pemerintah, terdapat perubahan formula pupuk NPK Phonska bersubsidi, dari awalnya 15-15-15 menjadi 15-10-12.

“Perubahan ini dijalankan pemerintah dengan prinsip efisiensi, namun tetap mengedepankan kualitas untuk hasil panen yang optimal,” jelas Gusrizal.

Adapun rekomendasi pemupukan presisi, lanjut Gusrizal, dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan Pupuk Indonesia untuk Kecamatan Sidoharjo adalah pupuk Urea 200kg, NPK Phonska 275kg, pupuk organik Petroganik 500kg, dan pupuk organik cair Phonska OCA sebanyak 5 liter untuk setiap satu hektar lahan sawah.

“Perpaduan pupuk organik dan anorganik ini adalah demi keberlanjutan pertanian, agar lahan sawah tetap optimal dan memiliki produktivitas tinggi secara jangka panjang,” ujar Gusrizal.

Gusrizal juga menambahkan bahwa pihaknya sangat berterimakasih kepada petani, pemerintah Kabupaten Sragen, dan menyatakan siap mendukung dan memajukan sektor pertanian, khususnya di Kabupaten Sragen.

“Diharapkan sinergi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan ketahanan pangan nasional,” ujar salah satu Direksi Pupuk Indonesia tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kepercayaan Pemkot

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman saat melakukan pencanangan program Agro Solution di Jember, Kamis (5/11) (dok: humas)

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen, Eka Rini Mumpuni Tri Lestari, menyatakan pihaknya yakin dengan pengawalan dari Pupuk Indonesia. Karena berdasarkan uji coba di berbagai daerah hasilnya sudah terbukti.

"Selain itu, kami yakin dengan kerjasama yang dibangun bersama Pupuk Indonesia, mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih, penentuan pupuk, manajemen pemupukan serta pengawalan hama penyakit, hasil panen kita ini dapat meningkat secara signifikan. Apalagi uji lokasi di berbagai daerah sudah terbukti hasilnya. Tentu saja hal ini dapat menambah motivasi petani di Kabupaten Sragen” jelasnya.

Selain itu, Eka Rini Mumpuni Tri Lestari juga mengajak para petani di Sragen untuk mau berdisiplin dalam bertani agar produktivitas meningkat.

“Untuk meningkatkan produktivitas dan hasil panen, para petani harus mau dan disiplin menerapkan sistem budidaya sesuai anjuran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Pupuk Indonesia,” tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya