Liputan6.com, Jakarta - J&T Express Indonesia menyatakan bisnis pengiriman barang berpotensi terus meningkat di tengah pandemi COVID-19. Hal ini juga didukung dari kebiasaan masyarakat kini belanja online.
CEO J&T Express, Robin Lo menuturkan, kebutuhan pengiriman barang pada masa pandemi COVID-19 cenderung meningkat. Hal ini menjadikan masyarakat memilih menggunakan jasa pengiriman sebagai faktor pendukung kebutuhan dan bisnis yang dijalankan sehingga akan berpotensi terus meningkat meski di tengah pandemi COVID-19.
Advertisement
“Kemudahan bertransaksi didukung dengan fasilitas utama yaitu penggunaan mesin sortir otomatis, dan dengan operasional pengiriman 365 hari,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (11/4/2021).
Dengan potensi kebutuhan pengiriman tersebut, perseroan menargetkan pengiriman paket dapat mencapai dua kali lipat dari rata-rata pengiriman J&T Express pada hari biasa 1 juta paket per hari. Robin menuturkan, pengiriman tertinggi masih didominasi wilayah Jakarta, Bandung dan Surabaya.
"Diharapkan tahun ini akan ada peningkatan pengiriman tujuan wilayah Medan dan Batam,” tutur dia.
Perseroan juga meningkatkan dengan menambah layanan pengiriman selain regular yaitu J&T Eco dan J&T Super untuk jangkauan Jabodetabek. Robin menuturkan, pihaknya juga menambah kapasitas dengan air freighter untuk tujuan Medan dan Batam.
Selain itu, perseroan juga belum berencana menambah gerai J&T Express. "Kami memaksimalkan layanan yang ada untuk semua gerai yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara Asia Tenggara sehingga belum ada penambahan gerai J&T Express,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal IPO?
Terkait momen Ramadan dan Lebaran, Robin menuturkan, pengiriman peak season akan ada peningkatan cukup signifikan. Diprediksi pengiriman meningkat 50 persen pada momen Lebaran 2021.
Robin mengatakan, jenis pengiriman terbanyak saat momen Lebaran antaran pakaian, fast moving consumer goods (FMCG), barang elektronik dan juga produk kecantikan.
"Kami menambah jumlah SDM khususnya untuk bagian penyortiran paket dan menambah armada untuk mendukung lonjakan pengiriman ke berbagai wilayah,” kata dia.
Saat ditanya mengenai rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), Robin belum dapat menjelaskan hal tersebut. "Belum ada informasi yang bisa kami share terkait hal tersebut," ujar dia.
Advertisement