Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi pelaksanaan even Indonesia Basket League (IBL) 2021 yang telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal tersebut bisa menjadi contoh untuk even lainnya.
Erick Thohir menyebut even Indonesia Basket League (IBL) 2021 dinilai sukses sebagai contoh bagaimana industri olahraga bisa tetap berputar tanpa melupakan unsur keselamatan selama pandemi COvid-19.
Advertisement
IBL menggunakan sistem gelembung (bubble) yang mana sistem ini mencegah seluruh atlet dan segala perangkat yang terlibat dalam kompetisi berinteraksi dengan orang di luar gelembung.
Seluruh pihak yang terlibat dalam IBL 2021 berada dalam satu wilayah di Cisarua yang diproteksi dari interaksi dengan orang di luar gelembung. Sistem ini dirancang untuk membatasi kontak dengan orang luar demi mencegah penebaran virus corona Covid-19.
Kesuksesan pelaksanaan IBL secara industri olahraga maupun protokol kesehatan membuktikan bagaimana pemulihan kesehatan dan ekonomi dapat berlangsung seiring dan sejalan.
Kesuksesan seri pertama IBL bisa menjadi bukti bagaimana pemulihan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan dengan seiring.
"Kita bisa melihat, walau dengan sistem bubble, tidak mengurangi kualitas kompetisi dan mampu menghibur masyarakat. Dan syukur Alhamdulillah hal ini dibarengi dengan standar kesehatan dan keselamatan yang disiplin dan baik," kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Minggu (11/4/2021).
Demikian Erick pun berharap kesuksesan seri pertama IBL dapat menjadi awal kebangkitan industri secara umum, khususnya olahraga.
Dirinya optimistis, dengan menyeimbangkan disiplin protokol kesehatan dan kepentingan olahraga, maka hal itu akan memberi dampak yang sangat besar bagi masyarakat.
"Ekonomi akan terus berputar, di sisi lain atlet akan terus berkompetisi untuk meningkatkan kemampuan. Dan masyarakat akan tetap mendapatkan hiburan. Sehingga perlahan kita bersama dapat melalui pandemi dengan optimistis tanpa melupakan disiplin protokol kesehatan," pungkas Erick Thohir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Cari Banyak Anak Muda dan Pemimpin Perempuan Jadi Direksi BUMN
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir, menargetkan kepemimpinan muda BUMN pada tahun 2021 mencapai 5 persen, dan bagi kepemimpinan perempuan di jajaran direksi BUMN ditargetkan bisa mencapai 15 persen di tahun ini.
“Sangat penting salah satunya bagaimana leadership forum ini menjadi sesuatu yang sangat fokus tidak general. Leadership kepada pimpinan muda BUMN yang sekarang jumlahnya itu di direksi masih 4 persen yang dibawah usia 42 tahun, kita harapkan tahun ini 5 persen,” kata Erick Thohir dalam Konferensi Pers Pelantikan Pengurus dan Kick Off FHCI 2021 secara virtual Rabu, (7/4/2021)
Menurutnya dengan adanya training, bisa menjadikan generasi milenial untuk paham apa itu kepemimpinan, sehingga mereka bisa menjadi pemimpin yang baik. Sama halnya dengan kepemimpinan perempuan, saat ini kepemimpinan perempuan di jajaran direksi BUMN masih 11 persen, oleh karena itu Erick Thohir menargetkan tahun ini bisa mencapai 15 persen.
“Sama juga ketika kita bicara kepemimpinan perempuan yang sekarang masih 11 persen, dan di tahun ini saya minta bisa mencapai 15 persen dan tahun 2023 menjadi 20 persen untuk kepemimpinan perempuan,” ujarnya.
Lanjutnya, transformasi di BUMN tidak akan berjalan jika tidak ada transformasi Human Capitalnya. Erick menjelaskan, human capital menjadi kunci yang sangat penting untuk terjadinya perubahan besar-besaran, pola pikir, dan tentunya akhlak di seluruh BUMN.
Tentu BUMN tidak bisa bekerja sendiri sebagai Kementerian, oleh karena itu pihaknya bekerjasama dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) untuk meningkatkan dan melahirkan talenta-talenta muda yang berdaya saing.
“Tranformasi yang kita hadapi ini apalagi dengan adanya pandemi, adalah transformasi tidak hanya perubahan pola pikir sehingga bisnis modelnya berubah tapi juga digitalisasi, dan makin terbukanya persaingan secara global,” kata Erick Thohir.
Advertisement
Training Leadership
Erick berpendapat, training leadership sendiri tidak bisa digeneralisasi ama halnya dengan kepemimpinan perempuan juga. Seperti diketahui, perempuan-perempuan kuat tidak hanya aktif secara ekonomi tetapi juga sebagai ibu rumah tangga yang tidak kalah penting dalam mendidik anak-anaknya.
“Inilah balance yang saya rasa leadership ini juga training-training nya harus berubah, belum lagi training CEO sekarang kita sudah eranya benchmarking. CEO BUMN harus juga bersaing dengan CEO global harus ada benchmarking bisnis model,” katanya.
Demikian Erick menegaskan kembali, bahwa tidak mungkin terjadi transformasi di BUMN jika tidak ada transportasi human capitalnya. Hal ini hubungan yang sangat erat antara kementerian dan komunitas atau insan BUMN menjadi suatu keharusan.
“Tetapi mempunyai maps yang jelas dan ekosistem yang akan dibangun secara baik dan transparan,” pungkasnya.