Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai macam museum di Indonesia. Salah satunya adalah Museum Penerangan yang berloaksi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Apa saja yang terdapat di dalam museum ini?
Di zaman sekarang ini penyebaran informasi bukanlah hal yang sulit, dengan menggunakan ponsel pintar misalnya, setiap orang bisa menyebarluaskan informasi kapan saja dan dimana saja.
Namun, bagaimana dengan penyebaran informasi dapat dilakukan dengan mudah pada zaman dahulu di saat teknologi belum maju seperti saat ini? Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai sejarah dan penyebaran informasi yang ada di Indonesia, Anda harus mencoba berkunjung ke Museum Penerangan.
Baca Juga
Advertisement
Museum ini merupakan tempat untuk mengumpulkan, mempelajari, menggelar dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi, sekaligus merupakan media komunikasi masa keenam setelah tatap muka, radio, televisi, film dan pers. Museum ini didirikan atas ide Ibu Tien Soeharto di atas lahan seluas 10.850 meter persegi dan diresmikan pada 20 April 1993.
Saat Liputan6.com berkunjung ke sana baru-baru ini, kita hanya perlu membayar tiket pintu masuk TMII sebesar Rp20 ribu per orang, Kalau membawa mobil, harga tiketnya juga sama, dan kalau membawa motor, cukup membayar Rp15 ribu. Museum Perangan terletak di sebelah kiri jalan, kurang lebih lima menit dari pintu masuk TMII.
Saat sampai di depan Museum Penerangan kita akan disambut dengan tugu yang menyangga lambang penerangan "Api nan Tak Kunjung Padam"yang dikelilingi oleh lima patung juru penerang serta air mancur.
Sebelum memasuki museum Anda harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan serta mengukur suhu tubuh menggunakan kamera termal. Anda tidak akan dikenai biaya saat masuk ke Museum Penerangan di TMII, namun saat masuk, Anda harus mengisi daftar kunjungan dengan meyertakan nama, alamat, nomor telepon, jumlah pengunjung serta alamat email. Setelah mengisi daftar kunjungan, Anda akan dipersilahkan masuk
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Kesan Pertama
Ketika memasuki museum, kesan pertama yang dirasakan adalah suasananya sejuk, bersih, nyaman serta penerangan yang cukup. Tepat di depan pintu masuk anda akan melihat sebuah kentungan yang biasa digunakan oleh masyarakat zaman dulu untuk berkomunikasi satu sama lain.
Di bagian kiri dari pintu masuk terdapat penjelasan sejarah komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapati hingga tahun 2019. Ada juga berbagai alat yang digunakan untuk berkomunikasi seperti kerang, radio, dan mesin ketik.
Sedangkan bagian kanan setelah pintu masuk terdapat sebuah auditorium yang biasa digunakan untuk pertemuan maupun acara. Sementara disebelah ruang auditorium terdapat beberapa patung tokoh penerangan di Indonesia mulai dari tokoh pers, wartawan, dalang, seniman serta tokoh perfilman Indonesia.
Anda bisa melihat sejarah perfilman di Indonesia, koleksi kamera yang pernah digunakan di Indonesia baik yang digunakan untuk membuat film maupun berita. Anda juga bisa melihat dan mengambil gambar di studio mini serial boneka Si Unyil, TVRI dan RRI dengan syarat tidak merusak atau memindahkah properti yang sudah ada.
Terdapat banyak dioarama yang menunjukan proses komunikasi tatap muka yang dilakukan sejak zaman dahulu, proses penyebaran berita saat peristiwa G30S/PKI 1965, siaran saat penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta tahun 1962.
Advertisement
Memberi Penilaian
Kita juga bisa mengetahui tentang siapa saja yang pernah menjabat sebagai menteri penerangan, kepala lembaga informasi nasional, meteri komunikasi dan informatika, serta mempelajari tentang sejarah pers Indonesia, mesik ketik hingga teknologi percetakan yang ada di Indonesia melalui penjelasan di dinding museum.
Lantai dua museum ini berisi relief yang sejarah penerangan Indonesia selama lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern. Selain itu, terdapat pula meja interaktif yang menampilkan kecanggihan teknologi digital pada masa ini.
Setelah selesai mengunjungi museum, Anda biasanya diminta untuk memberikan penilaian terhadap kunjungan yang sudah dilakukan. Anda bisa memilih koin dengan lima simbol ikon yang menggambarkan tingkat kepuasan yang dirasakan.
Penilaiannya mulai dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup, puas, atau sangat puas untuk menilai aspek tata pamer dan alur informasi, keramahan para staf, serta kebersihan, keamanan, dan sarana prasarana yang ada di Museum Penerangan di TMII. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Advertisement