Simak Hoaks Seputar Covid-19

Berikut hoaks seputar Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Apr 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com terus melakukan penelusuran informasi viral seputar Covid-19, hasilnya sejumlah informasi tersebut terbukti hoaks.

Informasi viral seputar Covid-19 yang terbukti hoaks tersebut dari masker mengandung cacing hingga vaksin Covid-19.

Berikut hoaks seputar Covid-19:

1. Vaksin Covid-19 Mandiri Mulai 8 April 2021

Beredar di aplikasi percakapan terkait vaksin covid-19 mandiri yang diadakan mulai 8 April 2021. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Dalam pesan berantai disebutkan masyarakat umum bisa mendaftar dengan biaya Rp 600 ribu. Vaksinnya sendiri akan menggunakan vaksin Sinovac.

Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Vaksin mandiri SINOVAC bersama PolarClinic di Surabaya

Didukung oleh KADIN, ASPROKSI, dan DINKES

Umur diatas 18 tahun, Pelaksanaan mulai tgl 8 April

Bertempat di KADIN

Apabila perusahaan telah menjadi anggota KADIN, bisa FREE dengan BPJS.

Apabila umum, biaya 600.000 sdh termasuk swab antigen"

https://polarclinic.id/vaksinVaksin Sinovac mandiri Rp 600.000,-"

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi program vaksin covid-19 mandiri mulai 8 April 2021? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai berisi informasi program vaksin covid-19 mandiri mulai 8 April 2021 adalah hoaks.

 

2. Kamboja dan Swiss Tak Ada Kematian Selama Pandemi Covid-19 karena Tak Memakai Masker

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait informasi Kamboja dan Swiss bebas kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Selain itu dalam pesan berantai juga diklaim bahwa Kamboja dan Swiss tidak memberlakukan aturan pakai masker bagi penduduknya sehingga kematiannya nol persen selama pandemi covid-19. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"Orang2 Turki Sudah Menemukan Sejenis Cacing Yang Sangat Halus Dalam Masker Buatan China Yang Memasuki Paru2 Dan Menyebabkan Kematian Pemakai nya Secara Temporer dan Berkala...! dan Terbukti yang Paling Banyak Meninggal Orang2 Yang Pake Masker Ketimbang Tidak Pake Masker dan Negara2 Yang Tidak Pakai Madker Seperti Kamboja Fan Swiss Tingkat Kematian Nya Dalam Kasus Pandemi Corona 0%...!"

Lalu benarkah isi pesan berantai terkait klaim informasi Kamboja dan Swiss tidak ada kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantasi berisi informasi yang menyebut Kamboja dan Swiss tidak ada kematian selama pandemi covid-19 karena tak memakai masker adalah tidak benar.

 

3. Ada Cacing pada Masker

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati video yang mengklaim ada cacing pada masker, klaim tersebut diunggah akun Youtube BOTAK BERSINAR, pada 7 April 2021.

Video yang mengklaim ada cacing pada masker menampilkan masker yang diberi uap air panas di atas sebuah wadah, kemudian pada masker tersebut muncul sesuatu berbentuk hitam dan panjang.

Video berdurasi 2.36 menit tersebut diberi judul "Masker impor china ada cacing atau ulat || waspada".

Benarkah video yang mengklaim ada cacing pada masker? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video yang mengklaim ada cacing pada masker tidak benar.

Sesuatu yang diklaim sebagai cacing pada masker adalah serat kain yang bergerak karena proses fisik. 

Simak Video Berikut


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya