Liputan6.com, Jakarta - Ratu kecantikan asal Papua Nugini yaitu Lucy Maino terpaksa kehilangan mahkotanya akibat sebuah video TikTok. Miss Papua New Guinea (PNG) tersebut dianggap melakukan aksi goyang TikTok yang terlalu vulgar.
Menurut warganet, video tersebut tidak mencerminkan Maino pantas dijadikan sebagai panutan. Video itu sudah dihapus oleh Miss Papua Nugini 2019 tersebut, tetapi komite Miss Pasific Island Pageant (MPIP) PNG yang menaunginya tetap membebastugaskannya dari posisi itu.
Baca Juga
Advertisement
Lucy Maino sendiri lahir di Port Moresby, Papua New Guinea, 2 Agustus 1995. Sebelum mengikuti kontes kecantikan, ia lebih dulu berkiprah sebagai pesepak bola.
Dilansir dari laman Hitc, Lucy Maino memperkuat tim kampusnya, College of Canyons Cougars di California, Amerika Serikat pada 2014 sampai 2015. Ia kemudian dipindahkan ke University of Hawaii, Hilo pada 2017 dan bermain untuk tim Vulcans di kampusnya. Dia mewakili Papua Nugini sebagai wakil kapten tim nasional pada 2019, dan menyabet dua medali emas di Pacific Games 2019 di Apia, Samoa.
Maino dinobatkan sebagai Miss Papua Nugini pada 2019. Dia terus menjalankan tugasnya sebagaimana misi MPIP bahkan bertambah satu tahun lkarena dampak pandemi Covid-19.
Dilansir dari NDTV, Lucy Maino mengunggah video dirinya menari twerking lewat akun TikTok pribadi. Video itu sendiri sebenarnya telah di-private. Namun, video tersebut kemudian diunduh dan disebarkan di media sosial lainnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Sedih dengan Perundungan
Sejak tersebar, tak sedikit yang mengkritik hingga melakukan cyber bullying terhadap wanita berusia 25 tahun tersebut. Banyak yang menganggap video itu terlalu vulgar dan tidak pantas dibagikan seorang Miss PNG.
Lucy menanggapi keputusan itu dengan mengumumkan kalimat perpisahan setelah menjabat gelar tersebut sejak Agustus 2019. Ia menyampaikannya lewat akun Instagram @lucymaino_misspng19, pada 9 April 2021. Meski berterima kasih atas pengalaman yang diterimanya, ia mengaku sedih dengan perundungan yang dialaminya.
"Sayangnya, nasib yang saya alami baru-baru ini menjadi pengingat sedih seberapa jauh kita melangkah sebagai sebuah negara. Sementara saya mengalami pelecehan publik secara online, ribuan wanita di seluruh negeri dan dunia menjadi sasaran pelecehan fisik dan psikologis setiap hari," tulis Lucy Maino.
Advertisement