Tips Praktis Agar Aman Berpuasa Selama Ramadhan

Beberapa tip dan trik praktis untuk mendukung puasa yang aman, tetap berenergi, dan sukses selama Ramadhan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi puasa Ramadan (dok.unsplash/ Rumman Amin)

Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan adalah bulan spesial dalam setahun bagi umat Islam di seluruh dunia. Ini adalah saat ketika Muslim terhubung lebih dalam dengan agama mereka, merefleksikan diri mereka sendiri, dan berupaya memberi kembali kepada komunitas mereka.

Salah satu kegiatan yang umum dilakukan, termasuk di Indonesia adalah berpuasa. Puasa selama Ramadhan berarti melibatkan tidak makan atau minum air di antara matahari terbit dan terbenam selama sebulan penuh.

Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk merayakan dan melakukan pertumbuhan secara spiritual serta kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang agama kita dan diri kita sendiri. Penghargaan spiritual ini membutuhkan kerja keras dan dedikasi untuk berdoa, komitmen untuk beramal, dan kemauan yang konsisten saat berpuasa.

Di awal bulan sering kali dimulai dengan energi optimis dan penetapan banyak tujuan spiritual. Namun, itu bisa mudah goyah ketika Anda mulai bermalas-malasan dalam menjaga kesehatan Anda sambil berpuasa sembari menyeimbangkan tanggung jawab rutin Anda sehari-hari.

Mengutip dari laman Healthline pada Senin (12/04/2021), berikut beberapa tip dan trik praktis untuk mendukung puasa yang aman, tetap berenergi, dan sukses selama Ramadhan.

1. Jangan melewatkan sahur

Hanya ada dua kesempatan untuk makan selama Ramadhan: di pagi hari sebelum matahari terbit (sahur) dan setelah matahari terbenam di malam hari (buka puasa).

Sahur di beberapa saat dapat dengan mudah dilewati, karena sulit untuk memiliki nafsu makan pada dini hari belum lagi ditambah rasa kantuk yang tidak tertahankan. Namun, Nazima Qureshi, RD, MPH dan penulis “The Healthy Ramadan Guide”, menjelaskan bahwa sangat penting bagi Anda untuk tidak melewatkan sahur.

Penting juga untuk mempertimbangkan pilihan makanan yang akan memengaruhi energi Anda sepanjang hari.

“Sering kali orang beralih ke karbohidrat sederhana untuk makan pagi (sahur),” kata Qureshi. "Tapi karbohidrat sederhana tidak akan memberikan energi jangka panjang."

Sebagai gantinya, dia merekomendasikan makan biji-bijian yang dipadukan dengan lemak dan protein sehat serta buah-buahan dan sayuran. Ini termasuk hidangan, seperti oatmeal yang gurih, pancake, atau oat rasa stroberi-coklat yang telah didiamkan di pendingin selama semalam.


2. Pentingnya hidrasi

buka puasa/copyright: unsplash/agung raharja

Air minum bersifat sangat penting dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tidak minum cukup air dapat menyebabkan suasana hati yang buruk dan meningkatkan kelelahan. Ini dapat memengaruhi tingkat energi dan kemampuan memori.

Menjaga asupan air juga dapat membantu mengelola kondisi kesehatan kronis dan berperan dalam mencegah dan mengobati sakit kepala, migrain, batu ginjal, dan sembelit, serta menjaga tekanan darah.

Ada juga beberapa bukti bahwa tetap terhidrasi dapat menurunkan nafsu makan. Ini sangat berguna ketika Anda tidak bisa makan sepanjang hari karena sedang berpuasa.

Tapi bagaimana Anda tetap terhidrasi saat Anda tidak bisa minum air di antara matahari terbit dan terbenam? Gunakan waktu sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam sebagai kesempatan untuk menghidrasi kembali dan memenuhi asupan air yang disarankan. Jaga botol air tetap dalam jangkauan sepanjang malam dan minum jika memungkinkan.

Memperhatikan makanan yang Anda makan juga dapat membantu. Meskipun makanan manis selama Ramadhan bisa sangat menggoda, cobalah untuk memilih makanan dengan kandungan air yang tinggi juga.

Qureshi merekomendasikan untuk memasukkan buah dan sayuran berisi air ke dalam makan malam atau saat Anda berbuka puasa, seperti stroberi, semangka, blewah, mentimun, timun Jepang, paprika, dan tomat.

Sebagai catatan, jika Ramadhan di lokasi Anda jatuh pada musim yang lebih hangat, berpakaianlah yang sejuk dan cobalah untuk menghindari sinar matahari langsung.

3. Perhatikan porsi

Makanan tradisional sangat penting bagi umat Islam, terutama saat Ramadhan. Namun, selalu berusahalah untuk memperhatikan porsinya, karena makanan tradisional bisa sangat berminyak dan berat meskipun rasanya luar biasa.

Ingatlah bahwa Ramadhan bukanlah kegiatan satu hari, tetapi kegiatan sebulan penuh. Meskipun buka puasa adalah perayaan, makan makanan tradisional setiap malam mungkin bukan ide terbaik. 

Setelah seharian tidak makan dan merasa lapar, makan berlebihan juga biasa terjadi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan di pagi hari dan penambahan berat badan selama sebulan.

Qureshi menganjurkan berbuka puasa dengan memakan kurma, buah, dan minum air. Pada titik ini, dia merekomendasikan untuk berhenti sejenak dan menyelesaikan doa malam sebelum menyelam ke dalam makanan apa pun.

“Gula alami dari buah akan memungkinkan tubuh Anda mencatat bahwa Anda telah makan. Anda tidak akan merasa kelaparan dan Anda cenderung tidak makan berlebihan," jelas Qureshi.

Untuk makan malam, Qureshi merekomendasikan untuk menggunakan piring Anda sebagai panduan. Cobalah untuk mendistribusikan makanan Anda sebagai berikut:

  • Sayuran atau salad: Setengah piring.
  • Karbohidrat: Seperempat piring. Jika Anda memang memilih untuk memakan karbohidrat olahan, berhati-hatilah untuk meminimalkannya.
  • Protein: Seperempat piring.

4. Pahami kesehatan Anda

Ilustrasi Masjid Credit: unsplash.com/Mala

Memiliki kondisi medis yang kronis bukan berarti Anda tidak bisa berpuasa. Ini berarti bahwa penting untuk membuat rencana ke depan dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

Wasem Alsabbagh, BScPharm, PhD, seorang apoteker klinis berlisensi dan asisten profesor di University of Waterloo, menjelaskan bahwa sebagian besar pengobatan dapat dan harus dilanjutkan saat puasa.

Namun, waktu yang Anda mengonsumsi obat harus disesuaikan dengan jadwal puasa saat makan malam dan sahur.

“Jika puasa memperburuk kondisi medis, bahkan setelah mengubah jadwal pengobatan, pasien sebaiknya tidak berpuasa,” kata Alsabaggh.

Ini termasuk penyakit kritis seperti yang membutuhkan rawat inap, diabetes yang membutuhkan pasokan makanan dan minuman yang konsisten untuk mengelola gula darah, dan kanker tertentu.

Orang dengan kondisi medis umum seperti diabetes dan hipertensi tetap bisa berpuasa selama kondisinya stabil dan terkontrol. Namun, mereka perlu memantau gula darah dan tekanan darah dengan cermat, memastikan hidrasi yang memadai, dan menyesuaikan waktu pengobatan mereka.

Di atas segalanya, Alsabaggh mendorong hubungan terbuka dan komunikatif dengan profesional perawatan kesehatan Anda untuk memastikan bahwa aman bagi Anda untuk berpuasa. Anda juga harus mendiskusikan penyesuaian obat.

Jika puasa tidak sejalan dengan kesehatan Anda selama Ramadhan, tidak perlu khawatir. Ramadhan tetap bisa dihormati dengan berpuasa di kemudian hari atau lewat sedekah.

5. Tetapkan waktu makan yang konsisten

Setelah Ramadhan berakhir, akan sulit untuk melanjutkan kebiasaan makan yang teratur. Tubuh Anda mungkin sudah terbiasa tidak makan dalam jangka waktu lama di siang hari dan makan lebih banyak di malam hari.

Jika Anda berada dalam situasi ini, Qureshi merekomendasikan untuk mencoba puasa berselang atau intermittent fasting dan memastikan Anda terhidrasi sepanjang hari.

Jika Anda cenderung hobi mencamil, pertimbangkan untuk menetapkan waktu makan yang konsisten.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya