3 Permasalahan Utama Anak dengan Disabilitas Intelektual

Disabilitas intelektual adalah ketidakmampuan yang ditunjukkan dengan adanya keterbatasan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif yang membutuhkan kemampuan konseptual, sosial, serta praktis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Apr 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Penyandang Disabilitas (Foto oleh alexandre saraiva carniato dari Pexels).

Liputan6.com, Jakarta Disabilitas intelektual adalah ketidakmampuan yang ditunjukkan dengan adanya keterbatasan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif yang membutuhkan kemampuan konseptual, sosial, serta praktis.

Definisi tersebut dikemukakan oleh American association of intellectual developmental disabilities (AAIDD).

Menurut Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, ada 3 permasalahan utama yang dihadapi anak dengan disabilitas intelektual yakni masalah konseptual (akademik), sosial, dan praktikal.

Masalah konseptual mencakup memori, bahasa, membaca, menulis, penalaran matematika, pemecahan masalah, dan penilaian.

“Ini kan aktivitas mental yang energinya banyak, butuh kapasitas yang cukup tinggi dan sulit untuk anak-anak dengan IQ yang di bawah rata-rata untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam konteks akademi dan konseptual,” ujar Regis dalam kuliah umum yang diunggah di YouTube pribadinya Regis Machdy, ditulis Rabu (14/4/2021).

Simak Video Berikut Ini


Permasalahan Lainnya

Permasalahan selanjutnya adalah masalah sosial. Anak dengan disabilitas intelektual memiliki kecerdasan sosial yang tidak begitu baik, kata Regis.

Hal ini berpengaruh terhadap kesadaran sosial, empati, komunikasi, dan kemampuan menjalin pertemanan.

Masalah terakhir adalah masalah praktis yang meliputi bantu diri, bekerja, mengelola keuangan, rekreasi, dan mengelola tugas.

“Susah yang karena rekreasi ya harus diawasi karena banyak risiko bahaya. Mengelola tugas baik di rumah di sekolah dan tugas apapun akan cenderung sulit bagi mereka.”


Dukungan bagi Disabilitas Intelektual

Dalam mendukung perkembangan penyandang disabilitas intelektual di kehidupan sehari-hari, lingkungan memiliki peran tersendiri.

Menurut Regis, dukungan berkaitan dengan strategi dan sumber daya yang dibutuhkan seseorang agar individu dapat berfungsi dalam lingkungannya.

Misal, ketika penyandang disabilitas intelektual haus maka ia harus tahu di mana letak gelas dan air yang ia butuhkan. Orangtua dalam hal ini dapat mengajarkan anaknya tentang tempat menyimpan gelas dan tempat mengambil air sehingga anak dapat melakukannya sendiri di kemudian hari.

“Kalau dia mau ke toilet, dia perlu tahu pintu mana yang menuju ke toilet, cara membuka retsleting, cara menekan flush. Itu kan kemampuan dasar yang orang kebanyakan dengan melihat waktu kecil bisa langsung tahu cara pipis dan lain-lain.”

“Tapi, bagi orang dengan disabilitas intelektual, itu semua adalah sebuah konsep yang butuh diajarkan secara perlahan dengan alur yang sangat jelas langkah demi langkahnya supaya mereka paham dan berfungsi di lingkungan.”


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya