Faktor Ini Bikin IHSG Merosot 1,34 Persen pada Sesi I

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 1,34 persen ke posisi 5.989,05.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Apr 2021, 13:28 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (12/4/2021). Aksi jual investor asing dan sentiment tunjangan hari raya (THR) menekan IHSG.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 1,34 persen ke posisi 5.989,05. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,83 persen ke posisi 889,87. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada sesi pertama, IHSG bergerak di kisaran 6.088-5.987.

Sebanyak 348 saham melemah sehingga menekan IHSG. 140 saham menguat dan 140 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 679.154 kali dengan volume perdagangan saham 10,2 miliar saham

Nilai transaksi harian saham Rp 5,3 triliun. Investor asing lepas saham Rp 287,84 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.543.

10 sektor saham tertekan yang didorong sektor saham konstruksi susut 2,59 persen. Diikuti sektor saham aneka industri melemah 2,3 persen dan sektor saham tambang susut 2 persen.

Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, sentiment global dan domestik menekan IHSG. Dari global, bursa saham Asia mengalami koreksi menekan IHSG.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS kembali naik setelah sempat turun. Wawan menuturkan, sentiment itu membuat dolar AS menjadi menarik sehingga menekan rupiah. “Ini membuat asing kembali nett sell,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

Ia menambahkan, dari dalam negeri, pelaku pasar merespons negatif keputusan pemerintah mewajibkan pelaku usaha membayar tunjangan hari raya (THR).

"Keputusan pemerintah untuk THR harus dibayar penuh di saat tekanan pandemi juga direspons negatif untuk cash flow emiten,” kata dia.

Ia mengatakan, ada potensi penguatan IHSG pada sesi kedua. Sedangkan selama pekan ini,  IHSG akan bergerak di kisaran 5.950-6.100.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


IHSG pada Kuartal II 2021

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wawan prediksi, laju IHSG masih volatile pada kuartal II 2021. Hal ini mengingat masih menunggu aktivitas bisnis kembali pulih.

"Kabar seperti pasokan vaksin yang dikhawatirkan tertunda, pelarangan mudik masih membuat tekanan pada ekspektasi pendapatan emiten,” ujar dia.

Wawan mengatakan, level 6.000 masih menjadi posisi support kuat untuk IHSG pada pada 2021.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya